11 Warga Digigit Anjing Rabies, 5 Orang Harus Dirawat

Minggu, 26 Januari 2020 – 15:26 WIB
Salah satu pasien korban gigitan anjing positif rabies di RS. Foto: Made Ayu Pitri Arisanti/Radar Bali

jpnn.com, KLUNGKUNG - Lima dari 11 warga korban gigitan anjing rabies terpaksa harus dirawat di RSUD Klungkung, Bali pada Jumat (24/1).

Kelima korban asal NTT tersebut dirujuk ke rumah sakit karena mengalami panas tinggi dan kejang meski telah mendapat Vaksin Anti Rabies (VAR) serta Serum Anti Rabies (SAR).

BACA JUGA: Anjing Diduga Positif Rabies Terkam Empat Warga di Jembrana

"Mereka awalnya datang ke Puskesmas untuk mendapat VAR kedua kalinya. Namun karena tanda-tanda tersebut, akhirnya kelimanya dirujuk ke RSUD Klungkung,” kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung I Wayan Karyana, Sabtu (25/1).

Lima warga NTT yang dirawat di RSUD Klungkung pascadigigit anjing rabies, yakni Herman Yulianto Neno, 28, Wanri Christian A. Nen, 20, Ensi Maugana, 22, Paskalis Bau, 19, dan Rivan Taneo, 23.

BACA JUGA: Vaksinasi Rabies Massal, Badung Sasar 82 Ribu Anjing

Wayan Karyana mengatakan, kelima korban menunjukkan kondisi lebih baik. "Kalau orang yang positif rabies biasanya takut cahaya, takut air dan takut minum,” katanya.

Menurutnya, sampai saat ini kelimanya masih dalam masa observasi. “Kami masih menunggu hasilnya. Semoga saja hasilnya negatif. Biasanya 1-2 bulan setelah digigit anjing terinfeksi virus rabies, orang yang tidak mendapat VAR maupun SAR berpotensi terserang virus rabies,” tandasnya.

Sementara itu, salah seorang pasien gigitan anjing rabies di Desa Sangkan Buana, Herman Yulianto Neno, 28, asal NTT menuturkan, anjing yang menggigit 11 orang, adalah anjing yang dibawa rekan kerjanya dari Kintamani, Kabupaten Bangli sekitar bulan November. Anjing tersebut masih kecil dan diperkirakan berusia tiga bulan.

“Teman saya yang bawa. Diberikan oleh nasabahnya. Kami ini bekerja di koperasi,” katanya.

Karena kurang paham akan pentingnya memberi vaksin kepada anjing, menurutnya, anjing tersebut tidak pernah diberikan vaksin. Bahkan anjing tersebut tidak diikat dan dibiarkan berkeliaran di luar rumah.

“Mulai tiga hari lalu menunjukkan gelagat yang aneh. Anjing ini lebih pendiam dan pernah mencoba memakan ayam pemilik kontrakan saya. Kemudian saat kami bermain dengan anjing itu, kami digigitnya. Ada yang bagian kaki dan ada juga di bagian tangan. Ada yang berupa goresan dan ada pula yang gigitan cukup dalam,” tuturnya.

Baru pada Jumat (17/1), dia dan rekannya yang lain jika anjing tersebut positif rabies setelah petugas datang menemui mereka. Barulah pada hari itu mereka mencari CAR dan juga SAR. “Itu ketahuan setelah tuan rumahnya berobat,” tandasnya. (rb/ayu/pra/mus/JPR)

 


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler