11 Warga Meninggal, Para Ibu pun Menggotong Keranda Jenazah

Selasa, 17 Agustus 2021 – 13:25 WIB
Sejumlah ibu rumah tangga warga Lingkungan Taman Kapitan Kelurahan Taman Sari saat mengangkat jenazah warga. Foto: IST - LOMBOK POST

jpnn.com, MATARAM - Aksi para ibu rumah tangga menggotong keranda jenazah di Taman Kapitan, Kelurahan Taman Sari, Ampenan, Mataram, Nusa Tenggara Barat menjadi viral.

"Memang benar kejadiannya itu di Lingkungan Taman Kapitan pada Kamis sore, 12 Agustus bakda asar. Warga kami, ibu-ibu yang mengangkat keranda jenazah tersebut,” kata Lurah Taman Sari Doddy Rupawan.

BACA JUGA: Kejadian Aneh di Pasuruan, 8 Perempuan Berkerudung Memikul Keranda

Gambar dan video yang diambil warga sekitar kemudian viral di media sosial. Pengusungan jenazah oleh ibu-ibu dianggap hal yang tidak biasa.

Camat Ampenan Muzakkir Walad menjelaskan, hal itu merupakan tradisi dan pesan dari orang tua dulu.

BACA JUGA: Irjen Iqbal Bersama Cipayung Plus Tutup Vaksinasi Presisi Merdeka di UIN Mataram

Dia mengatakan, di lingkungan tersebut banyak warga yang meninggal hanya dalam kurun waktu beberapa hari saja.

Ada sebelas warga di Lingkungan Taman Kapitan meninggal dalam waktu berdekatan. Ditambah dengan lingkungan Gatep Permai total ada 17 orang meninggal di Kelurahan Taman Sari.

BACA JUGA: Pramuantar Asal Tangerang Menjadi Mualaf di Mataram, Begini Ceritanya

“Sebelas orang meninggal, bukan karena Covid-19,” ujar Muzakkir.

Dia berharap aksi ibu-ibu itu tidak menimbulkan persepsi bahwa wilayah Ampenan banyak yang meninggal karena Covid-19.

Muzakkir menjelaskanm di Lingkungan Taman Kapitan hanya satu orang yang positif Covid-19 sehingga kawasan itu pun berstatus zona kuning.

Muzakkir juga mengatakan warganya sadar akan protokol kesehatan.

Lantas, kaitannya dengan syariat, apakah sudah sesuai dan tidak melanggar? Ustaz Kamaludin tokoh agama setempat memberikan penjelasan terkait bagaimana hukum perempuan menggotong jenazah menuju pemakaman.

Dia menjelaskan antara agama dan adat sangat berkaitan erat hampir di semua tempat di Indonesia.

Dia mengatakan, dalam sebuah kitab tulisan Imam Nawawi disebut hukum perempuan mengantar jenazah itu hukumnya makruh yang diringankan.

“Itu pun tidak berlaku untuk semua perempuan. Masih ada pengecualian bagi perempuan tertentu (misalnya perempuan yang merupakan anak istri atau keluarga),” paparnya.

Perempuan yang hukumnya makruh mengantarkan jenazah karena dikhawatirkan ada perempuan yang memakai pakaian tidak layak ke pemakaman. Sehingga menimbulkan fitnah.

Atau ada perempuan yang tidak bisa menahan emosinya seperti teriak dan menangis berlebihan karena kesedihan atas meninggalnya warga yang dimakamkan.

Kemudian apa alasan para tokoh sesepuh dulu justru meminta perempuan yang menggotong jenazah ketika banyak warga yang meninggal dunia?

“Ibu-ibu ini (perempuan) oleh Allah SWT dilebihkan. Rasulullah mengatakan berbuat baiklah pada ibumu, ibumu, ibumu baru bapakmu,” paparnya.

Sehingga, oleh orang tua dulu membuat perempuan diharapkan bisa mendatangkan kasih sayang Allah SWT dengan membawa jenazah.

Ini yang kemudian menjadi adat di wilayah setempat dan diyakini warganya bahwa aksi itu tidak menyimpang dari agama.

“Barangkali dengan ibu-ibu yang mengantarkan jenazah ini turun kasih sayang Allah SWT. Agar bala dan musibah yang dihadapi bisa diangkat. Dan ini tidak bertentangan dengan agama,” katanya. (ton/r3)

Artikel Ini telah Terbit di:
https://lombokpost.jawapos.com/metropolis/17/08/2021/viral-ibu-ibu-gotong-keranda-jenazah-di-ampenan-ini-penjelasannya/

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler