1,2 Miliar Liter Minyak Goreng Segera Meluncur ke Pasar, Kapan?

Sabtu, 08 Januari 2022 – 20:29 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan minyak goreng 1,2 miliar liter bakal digelontorkan dalam operasi pasar. Foto: Wenti Ayu Apsari/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah menyiapkan 1,2 miliar liter minyak goreng untuk mengguyur pasar.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan minyak goreng itu bakal digelontorkan dalam operasi pasar tambahan sesuai dengan arahan Presiden RI Joko Widodo.

BACA JUGA: Siap-Siap, 15 Pasar Bakal Diguyur 52 Ton Minyak Goreng dalam Waktu Dekat

"Sesuai yang sudah diarahkan bapak presiden makanya Kementerian BUMN dan PTPN melakukan operasi pasar tambahan yang di mana dari target 1,2 miliar liter kami juga akan kontribusi sebagian dari itu, tapi merek produknya berbeda nanti," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Erick membeberkan anak usaha Holding Perkebunan, PT Industri Nabati Lestari (INL), tengah mengembangkan produksi turunan CPO.

BACA JUGA: Harga Minyak Goreng Melambung, Begini Solusi dari Pemprov Jakarta, Setuju?

Menurut Erick, minyak tersebut adalah kemasan sederhana INL yang dikembangkan saat harga minyak melambung tahun lalu.

"Kami pakai brand INL karena ini khusus brand ekonomis (value for money)," katanya.

BACA JUGA: Ekonom Sebut Aturan DMO untuk CPO Efektif Kendalikan Harga Minyak Goreng

Erick menyebut harga minyak INL sesuai harapan pemerintah yakni Rp 14 ribu per liter yang tersedia dalam dua kemasan yakni 450 ml dan 900 ml.

BUMN harus memanfaatkan momentum dengan mulai mengenalkan kemasan sederhana khusus untuk pasar tradisional dengan brand INL.

Menteri BUMN meninjau operasi pasar tambahan yang dilakukan PTPN di Kuala Tanjung, Sumatera Utara, Sabtu (8/1).

"Untuk sementara akan beredar di wilayah Medan dan Sumut dulu," ujar Erick.

Dia menyebut mulai Januari 2022, BUMN telah memiliki tiga produk minyak dengan segmentasi berbeda yakni Nusakita 100 persen price index dari market leader (bimoli), Salvaco (92-95 persen price index bimoli), dan kemasan sederhana INL 88 sampai 90 persen price index market leader / bimoli).

"Kapasitas mesin pengemas baru mulai kita investasi tahun ini dan akan berkembang terus sampai 2023," tegas Erick. (antara/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler