13 Inventor Difasilitasi AII untuk Hilirisasi Hasil Riset Sawit

Selasa, 22 Maret 2022 – 18:57 WIB
Ketua Umum AII, Prof. Didiek Hadjar Goenadi tengah menjelaskan rencana promosi hasil penelitian 13 inventor program GRS. Foto mesya/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak 13 inventor periset Grand Riset Sawit (GRS) difasilitasi Asosiasi Inventor Indonesia (AII) untuk hilirisasi hasil penelitian yang didanai Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). 

Menurut Ketua Umum AII Didiek Hadjar Goenadi hasil penelitian akan dipromosikan melalui webinar pada 30 Maret mendatang, seputar manfaat teknologi baru untuk kelapa sawit.

BACA JUGA: Insentif Biodiesel Tak Main-Main, Pemerintah Rogoh Kantong hingga Ratusan Triliun

"Produknya spesifik karena penelitian tersebut selesai didanai Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) sejak 2015 hingga 2019," kata Didiek dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (21/3).

Hasil penelitian yang akan dipromosikan, kata Didiek sudah sampai tingkat kesiapan terapan teknologi atau Technology Readiness Level (TRL) 7.

BACA JUGA: Harga Minyak Goreng Hari Ini Melambung, Krisdayanti Sentil Pengusaha Nakal

Itu artinya siap dikomersialisasi, tetapi belum sampai produk jadi. 

"Masih butuh beberapa penelitian lagi untuk sampai TRL tertinggi, yaitu 8-9," terangnya.

BACA JUGA: Harga TBS Sawit dan CPO Melonjak Lagi, Nasib Minyak Goreng Bagaimana?

Hal tersebut, kata Didiek, menjadi kendala para inventor dalam komersialisasi produk, berhenti di TRL 7, padahal industri atau investor maunya kerja sama jika hasil penelitian sudah TRL 8-9.

Oleh karena itu, AII membantu para inventor agar tidak terjadi lagi syndrome of the death valley.

AII akan mempertemukan para inventor dengan investor untuk hilirisasi produk dalam sebuah webinar pada 30 Maret 2022 agar lolos dari 'syndrome of the death valley' tersebut.

PDidiek menyebut ada sekitar 138 invensi yang selesai pendanaannya oleh Grand Riset Sawit BPDPKS tahun 2015-2019. Dari jumlah itu, berdasarkan hasil valuasi oleh tim ahli, ada 13 invensi yang sudah TRL 6-7  dan dinyatakan siap untuk komersialisasi produk.

Adapun 13 hasil penelitian yang mungkin menarik perhatian untuk dikomersialisasikan para investor adalah pertama, penelitian berjudul lawan serangan jamur ganoderma pada kelapa sawit dengan drone. 

Kedua, dari limbah kelapa sawit jadi material hebat nano crystal.

Ketiga, plastik dari limbah sawit yang bisa terurai alami.

Keempat, busa pemadam kebakaran dari minyak sawit.

Kelima adalah timah organik dari residu minyak sawit membuat pipa PVS bebas timbal.

Keenam, dari biomassa ke biorefineri menjadi bioenergi.

Ketujuh, kayu lapis dari batang pohon sawit.

Kedelapan, kilang nabati mengubah batang pohon sawit jadi gula dan karbohidrat. 

Kesembilan, produksi suplemen pakan ternak lemak kalsium berbahan baku PFAD. Ke-10 MDAG bahan makanan sehat berbasis sawit.

Ke-11, pupuk bio-silika untuk kelapa sawit agar tahan kekeringan. 

Ke-12, revolusi cara menentukan waktu panen kelapa sawit.

Terakhir ialah sortir dan grading cepat buah sawit dengan pencit

"Sudah ada beberapa investor yang berminat pada hasil penelitian para inventor yang diwujudkan dalam letter of intent (LoI), lalu dilanjutkan ke tahap tandatangan kerja sama (MoU) dan SPK," pungkasnya. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Arief Poyuono: Kasihan Pak Joko Widodo Punya Mendag Lutfi


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler