13 SMK Pilot Project UKK dan Sertifikasi Bidang Konstruksi

Rabu, 14 Maret 2018 – 12:17 WIB
Para siswa SMK siap melakukan magang kerja ke perusahaan. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kemendikbud dan Kementerian PUPR meluncurkan program uji kompetensi keahlian (UKK) dan sertifikasi siswa SMK di bidang konstruksi, Selasa (13/3).

Salah satu tujuannya adalah meningkatkan peran pendidikan kejuruan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan kerja.

BACA JUGA: Kemendikbud Kirim Guru SMK ke Belanda

Bidang konstruksi adalah salah satu prioritas pembangunan nasional yang diyakini akan menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Untuk itu Kemendikbud bersama Kementrian PUPR melakukan UKK dan Sertifikasi Kompetensi Siswa SMK di 13 SMK uji coba pelaksanaan link and match bidang konstruksi di beberapa wilayah di Indonesia,” kata Direktur Pembinaan SMK Ditjen Dikdasmen Kemendikbud M. Bakrun.

BACA JUGA: Mitsubishi Donasi 2 Truk Colt Diesel ke SMK di Jakarta

Kegiatan UKK secara serentak diakukan kemarin pukul 09.00. Pembukaan acara tersebut dibuka oleh Dirjen Bina Konstruksi dan perwakila Kementrian PUPR di SMK Negeri 5, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Sebanyak 13 SMK yang ditunjuk sebagai pilot project program ini telah secara aktif melaksanakan berbagai kegiatan. Ujian tersebut akan dilaksanakan sampai dengan 16 Maret.

BACA JUGA: Beasiswa ke Luar Negeri untuk SMK dan BLK Perlu Perpres

13 SMK yang menjadi pilot project uji kompetensi keahlian antara lain SMKN 2 Langsa, SMKN 2 Palembang, SMKN 1 Jakarta, SMKN 4 Jakarta, SMKN 26 Jakarta, SMKN 56 Jakarta, dan SMKN 3 Kuningan.

Selain itu juga ada SMKN 2 Purwodadi, SMKN 2 Yogyakarta, SMKN 1 Bendo Magetan, SMKN 5 Banjarmasin, SMKN 2 Makassar, dan SMKN 3 Jayapura.

Bakrun menambahkan jika kebijakan pemerintah untuk memprioritaskan bidang kontruksi dalam mendorong aktivitas perekonomian di Indonesia harus dijawab dengan strategi pemenuhan SDM sesuai dengan persyaratan yang dibutuhkan oleh dunia kerja.

"Oleh sebab itu Kemendikbud dengan Kemen PUPR menyepakati melalui nota kesepahaman bidang konstruksi yang telah ditandatangani pada tanggal 16 Maret 2016,” tuturnya.

Setelah penandatangan nota kesepahaman tersebut, kedua kementerian melakukan kegiatan bersama, yakni survei sarana dan prasarana di SMK, penyelarasan kurikulum SMK bidang Teknik Gambar Bangunan serta Teknik Konstruksi Batu dan Beton yang sesuai dengan kebutuhan industri (link and match).

Selain itu juga dilakukan penyusunan modul pembelajaran bidang Teknik Gambar Bangunan dan Teknik Konstruksi Batu dan Beton, peningkatan kapasitas guru kejuruan di SMK, mengundang instruktur dari industri ke SMK, penyusunan pedoman pemagangan, Uji kompetensi keahlian, assessment kepada siswa SMK, dan Sertifikasi.

Dengan adanya kesepakatan kerjasama tersebut, Bakrun berharap dapat membina SMK sehingga mampu menghasilkan calon tenaga kerja bidang konstruksi sesuai dengan kebutuhan konstruksi Indonesia.

Proses yang dilakukan di SMK juga diharapkan memiliki link and match dengan kebutuhan Industri Konstruksi.

Dalam proses peningkatan kompetensi bidang konstruksi Kementerian PUPR melibatkan Balai Jasa Konstruksi dan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi di beberapa provinsi.

Dalam kesempatan yang sama Bakrun menjelaskan jika UKK dan sertifikasi bagi 1.301 siswa SMK. Dia berharap, melalui kerjasama tersebut setiap lulusan SMK di bidang konstruksi akan mendapatkan sertifikat keahlian yang diakui oleh industri.

Hasil dari kerjsama tersebut akan digunakan untuk merevitalisasi SMK-SMK di Indonesia.

"Setiap output dari kegiatan di 13 SMK ini akan diduplikasi dan diterapkan kepada SMK-SMK lain di Indonesia, sehingga setiap lulusan SMK mendapatkan sertifikasi kompetensi yang diakui oleh dunia konstruksi," tutur Bakrun. (lyn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemendikbud Terapkan Tutor Sebaya


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler