14 Desa di Purwakarta Waspada Longsor

Minggu, 09 November 2014 – 09:18 WIB

jpnn.com - PURWAKARTA - Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Kabupaten Purwakarta melansir sedikitnya 14 Desa di wilayah setempat waspadai bencana longsor saat musim penghujan datang.

Kepala Dinas ESDM, Kabupaten Purwakarta, Tarsamana Wawan Setiawan mengatakan, kendati hujan yang turun di wilayah kerjanya belum terlalu intens, tapi jajarannya sudah jauh-jauh hari mewaspadai bencana yang diakibatkan pergantian musim ini.

BACA JUGA: Dokter PTT di Pinembani Tidak Aktif, Tapi Terima Honor

"Bencana longsor, termasuk yang terus kami waspadai saat datangnya musim hujan. Dari pemetaan kami, ada 14 desa yang rawan longsor," ujarnya kepada Pasundan Ekspres (JPNN Grup), Jumat (7/11).

Adapun, lanjut Wawan, 14 desa itu, antara lain Desa Cianting, Sukajaya, Cijantung dan Panyindangan di Kecamatan Sukatani.  Kemudian, Desa Sukadami, Ciawi dan Taringgul Tonggoh Kecamatan Wanayasa.

BACA JUGA: Harga Bawang Naik, Petani Untung

Selain itu, Desa Salam Mulya Kecamatan Pondoksalam. Desa Parakan Lima dan Cisalada Kecamatan Jatiluhur. Desa Sawit Kecamatan Darangdan. Desa Ciherang, Cidahu, dan Kertajaya Kecamatan Pasawahan.

"Tak hanya di 14 desa, dua kelurahan yang terdapat di Kecamatan Purwakarta pun masuk pemetaan daerah rawan longsor. Masing-masing, Kelurahan Sindangkasih, dan Nagri Kidul," paparnya.

BACA JUGA: Dana Rp1 M Tiap Desa, DPRD Tunggu Pemerintah Pusat

Pihak dinas, lanjut Wawan, telah melakukan pengawasan secara intensif di wilayah-wilayah tersebut. Apalagi, bencana musiman ini kerap terjadi di wilayah itu saat pergantian musim (kemarau-hujan).

"Jika menilik dari kondisi Kabupaten Purwakarta yang sebagian wilayahnya terdiri dari tanah lempung sangatlah berpotensi terjadi longsor saat musim hujan," imbuhnya.

Menurut Wawan, bencana longsor ini bisa saja terjadi di wilayah kerjanya. Apalagi, kalau intensitas curah hujannya tinggi. Tapi, sampai saat ini instansinya belum mendapat laporan adanya peristiwa akibat pergerakan tanah?. "Mudah-mudah tahun ini tak terjadi bencana longsor di wilayah kami," harapnya.

Wawan mengaku, jenis tanah di Purwakarta kebanyakan terdiri dari tanah lempung. Jadi, karakteristik tanah jenis ini jika terkena panas akan berubah seperti pasir (ngeprul). Tapi, jika terkena hujan rentang terbawa arus.

Selain itu, sambung dia, banyak terdapat kontur tanah yang labil. Misalnya, seperti yang terdapat di Desa Pamoyanan, Kecamatan Plered. Hal mana, beberapa titik daerah tersebut terindikasi rawan longsor karena tanahnya yang labil.

Wawan menjelaskan, di Purwakarta terdapat tiga jenis zona gerakan tanah. Yakni, Zona Biru (kerentanan gerakan tanah rendah), Zona Kuning (kerentanan gerakan tanah sedang), dan Zona Merah (kerentanan gerakan tanah tinggi).

"Dari semua wilayah itu paling diantisipasinya adalah Zona Merah dan Kuning. Adapun 14 desa tersebut, masuk ke wilayah Zona Merah. Sedangkan, untuk wilayah yang masuk zona kuning, hampir merata di semua kecamatan," jelasnya.

Dia menambahkan, selain peristiwa longsor, memasuki pergantian musim ini yang perlu diwaspadai juga soal angin ribut. Karena, hampir seluruh kecamatan yang ada berpotensi terjadi bencana tersebut. (yus/rif)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dampak Rencana Kenaikan BBM, Harga Cabai Merah Meroket


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler