140 Sekolah Terancam Tak Bisa Ikut SNMPTN Tahun Depan

Kamis, 12 Desember 2013 – 06:36 WIB

jpnn.com - BANDUNG -- Sebanyak 140 sekolah menengah atas dan sederajat terancam tak bisa mengikutsertakan siswanya dalam seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN).

Hal itu dikarenakan sekolah-sekolah tersebut terindikasi melakukan kecurangan dalam mengikuti proses SNMPTN tahun ini.

BACA JUGA: Belajar Mobil Listrik ke Tiongkok

"140 sekolah yang terindikasi, namun masih belum verifikasi final," tutur Ketua Panitia PUsat SNMPTN, Ahmaloka saat acara launching SNMPTN di Bandung, kemari n malam.

Dijelaskan olehnya, sekolah-sekolah tersebut terindikasi melakukan kecurangan saat para siswanya tertangkap basah memiliki nilai raport berbeda dengan nilai yang telah disetorkan sebelumnya.

BACA JUGA: Kesejahteraan Guru Wiyata Bhakti Dianggarkan Rp9 Miliar

Kecurangan tersebut selanjutnya akan diproses dan dilakukan verifikasi ulang, apakah sekolah-sekolah tersebut benar melakukan kecurangan atau hanya kesalahan yang tidak disengaja.

Jika memang sekolah bersangkutan  terbukti melakukan kecurangan, lanjut dia, maka siswa tersebut akan didiskualifikasi dari universitas tempat dia diterima. sedangkan untuk pihak sekolah, akses untuk mengikuti kembali SNMPTN selanjutnya akan ditutup.

BACA JUGA: Merasa Dikerjain Dosen, Mahasiswa Ngadu ke Dewan

"Namun ada juga pihak daerah yang mekminta agar sekolah tersebut tidak ditutup aksesnya. Mereka mengatakan akan melakukan mutasi pada kepala sekolah yang sedang bertugas di sekolah itu," ujar Rektor ITB itu.

Namun, sanksi berupa pemecatan juga dapat dilakukan. Hal itu tergantung jenis kesalahan dan keputusan dari pihak daerah.

Jumlah ini diakuinya meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2012 lalu. menurut data yang ia peroleh, pada 2012 lalu terdapat sekitar 100 sekolah yang terindikasi kecurangan dalam proses SNMPTN ini.

Namun, setelah dilakukan verifikasi, ada 20 sekolah yang terbukti melakukan kecurangan tersebut. Dari kejadian tersebut, akibatnya ada sekitar 12-13 kepala sekolah yang harus dimutasi akibat kesalahannya itu.

"Jumlahnya memang bertambah, itu juga karena jumlah sekolah yang makin banyak juga kan," ungkapnya.

Sementara itu pada tahun depan, jumlah universitas yang ikut serta dalam program SNMPTN adalah sebanyak 63 perguruan tinggi negeri. Jimlah tersebut dirasa kurang mencukupi bila dibandingakn dengan jumlah siswa lulusan SMA sederajat yang mencapai 2 juta siswa.

Namun pernyataan tersebut langsung ditampik oleh Menteri Pendidikan M.Nuh. menurut Nuh, jumlah tersebut belum ditambahkan dengan jumlah universitas swasta lain. sehingga, tak perlu dikhawatirkan para siswa lulusan SMA tersebut kesusahan mendapatkan universitas untuk melanjutkan belajar ke tahap selanjutnya.  "Jumlah tersebut belum ditambah yang lainnya, IAIN. Banyak, cukup", tuturnya.

Untuk SNMPTN tahun depan, akan ada sedikit yang berbeda. Tak hanya sistem online seperti tahun-tahin sebelumnya, pemerintah juga akan memberlakukan sistem offline. Untuk memuluskan ide tersebut, pemerintah telah menggandeng PT Pos Indonesia sebagai partner untuk menyelenggarakannya.

"Jangan sampai anak di daerah menjadi kesusahan karena sistem online. Oleh karena itu kita gandeng PT Pos. Kalau PT Pos kan pasti ada sampai tingkat kecamatan-kecamatan," jelas Nuh.

Selain itu, imbuhnya, PT Pos sendiri juga akan menyediakan layanan internet gratis bagi para siswa untuk memudahkan  mereka yang ingin melakukan  pendaftran secara online. (mia)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tolak Revisi PP 74, Minta Audiensi dengan Denny


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler