15 Kutipan Pidato Bung Karno yang Menggelegar

Minggu, 11 November 2018 – 17:18 WIB
Bung Karno. FOTO : internet

jpnn.com - Menyebut sosok pahlawan bagi Indonesia, tidak bisa dipisahkan dari nama Soekarno. Bersama dengan pahlawan lainnya, proklamator sekaligus presiden pertama RI itu adalah sosok penting yang membawa negeri ini bebas dari jajahan Belanda.

Sebagai pemimpin besar revolusi, Bung Karno terkenal memiliki kemampuan pidato yang luar biasa. Tak heran julukan Singa Podium melekat pada Putra Sang Fajar.

BACA JUGA: Ikhtiar Bu Mega Laksanakan Pesan Bung Karno demi Dua Korea

Berikut kutipan pidatonya yang membakar semangat. Semoga menginspirasi ya.

“Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku satu pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”.

BACA JUGA: Dahulu Megawati Disebut DO, Kini Punya 8 Gelar Doktor HC

“Tidak seorang pun yang menghitung-hitung: berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya”. (Pidato HUT Proklamasi 1956)

“Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.”

BACA JUGA: Terima DrHC Lagi, Mega Suarakan Pesan Soekarno & Zhou Enlai

“Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun”.

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.” (Pidato Hari Pahlawan 10 November 1961)

“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”

“Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.” (Pidato HUT Proklamasi 1963)

”Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan”

“Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup di masa pancaroba, tetaplah bersemangat elang rajawali “. (Pidato HUT Proklamasi, 1949)

“Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan segi tiga warna. Selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk pekerjaan kita selesai ! Berjuanglah terus dengan mengucurkan sebanyak-banyak keringat.” (Pidato HUT Proklamasi, 1950)

“Firman Tuhan inilah gitaku, Firman Tuhan inilah harus menjadi Gitamu : “Innallahu la yu ghoiyiru ma bikaumin, hatta yu ghoiyiru ma biamfusihim”. ” Tuhan tidak mengubah nasibnya sesuatu bangsa sebelum bangsa itu mengubah nasibnya” (Pidato HUT Proklamasi, 1964)

“Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca bengala dari pada masa yang akan datang.” (Pidato HUT Proklamasi 1966)

“Apakah Kelemahan kita: Kelemahan kita ialah, kita kurang percaya diri kita sebagai bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri, kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini asalnya adalah Rakyat Gotong Royong” (Pidato HUT Proklamasi, 1966)

“Aku Lebih suka lukisan Samodra yang bergelombangnya memukul, mengebu-gebu, dari pada lukisan sawah yang adem ayem tentrem, “Kadyo siniram wayu sewindu lawase” (Pidato HUT Proklamasi 1964)

“Laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya; jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali.” (JPNN/pda)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lebih Baik Jokowi Kutip Bung Karno daripada Game of Thrones


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler