jpnn.com - AGAM - Sekitar 15 ton ikan keramba jaring apung di Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mati.
Ikan-ikan itu mati diduga akibat kekurangan oksigen setelah angin kencang disertai hujan tinggi melanda Kabupaten Agam, pada Minggu (14/5).
BACA JUGA: Kiai Muda Dukung Ganjar Gelar Pelatihan Budi Daya Ikan Air Tawar di Tuban
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Agam Rosva Deswira mengatakan 15 ton ikan itu dengan berbagai ukuran tersebar di Nagari Bayua, Kecamatan Tanjung Raya.
Menurutnya, 15 ton ikan nila itu tersebar di 35 petak keramba jaring apung milik 13 petani.
BACA JUGA: Polisi Bergerak Cepat Menyelidiki Penyebab Ribuan Ikan Mati di Sungai Cileungsi
Dia mengakui bahwa kematian ikan itu dampak dari angin kencang disertai curah hujan cukup tinggi, Minggu (14/5).
Menurutnya, kondisi itu mengakibatkan terjadinya pembalikan air dari dasar ke permukaan danau, sehingga oksigen di danau berkurang.
BACA JUGA: Mendadak Banyak Ikan Mati di Sungai Cileungsi dan Kali Bekasi, Lihat!
Setelah itu, ikan menjadi pusing dan beberapa jam setelah kejadian langsung mati dan mengapung ke permukaan.
"Ikan mulai mati di Nagari Bayua pada Senin (15/5) dan penyuluh masih melakukan pendataan ikan mati secara lebih lengkap," katanya di Lubukbasung, Selasa (16/5).
Saat ini, lanjut dia, ikan di keramba jaring apung lainnya masih mengapung untuk mencari oksigen ke permukaan Danau Maninjau.
Untuk itu, dia mengimbau petani melakukan panen dini dengan memindahkan ke kolam air tenang untuk kematian ikan yang berdampak kerugian yang cukup besar.
"Segera panen ikan untuk mengantisipasi kerugian cukup besar," imbau Rosva Deswira. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi