jpnn.com - JAKARTA - Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengatakan, hingga saat ini tercatat sebanyak 1.500 orang anak korban vaksin palsu di tiga provinsi. Yakni DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.
Namun, sebagian besar sudah dilakukan vaksinasi ulang. Jumlah tersebut ditelusuri dari data Bareskrim Polri yang mendapati 14 rumah sakit dan delapan klinik/bidan penerima distribusi vaksin palsu.
BACA JUGA: Pancasila dan Kearifan Lokal Indonesia Efektif Cegah Terorisme
"Data bayi, anak hasil verifikasi mendapatkan vaksin palsu (data dari 2014-2016 per 23 Agustus 2016) di Provinsi DKI Jakarta 915 orang, Jawa Barat 374 orang dan Banten 211 orang," kata Nila, Rabu (24/8).
Dia menambahkan, total yang telah divaksinasi ulang 975 anak alias 65 persen. Menurut Nila, tidak ada SPO pengadaan dan kualifikasi distributor, pemasok, suplier.
BACA JUGA: Calon Haji Indonesia Berpaspor Filipina, Barekrim Kirim Tim ke Manila
Dia meambahkan, Bareskrim telah menyerahkan 72 sampel untuk dilakukan pengujian oleh Badan POM. Hasilnya menunjukkan 25 sampel palsu. Itu terdiri dari 21 vaksin palsu, dan masing-masing dua antisera serta tuberculin palsu.
"Jenis vaksin palsu adalah Tripacel, Pediacel, Engerix B (Adults), Engerix B (Paed), Euvax B (Paed), dan Havrix Junior," ujar Nila. (fat/jpnn)
BACA JUGA: Bebaskan Ratusan Calon Jamaah Haji, Tim Bareskrim Terbang ke Filipina
BACA ARTIKEL LAINNYA... Honorer K2: Jangan Picu Adrenalin Kami untuk Demo Lagi
Redaktur : Tim Redaksi