BOGOR - Dinas Pendidikan mulai geram dengan ulah sekolah yang kerap terlibat tawuran. Disdik akan kembali membuka memorandum of understanding (MoU) 16 sekolah yang langganan tawuran, danakan memblacklistnya.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Kota Bogor Jana Sugiana mengatakan, akan melakukan beberapa upaya memperkecil tindak tawuran itu.
Seperti mengumpulkan 16 Kepala Sekolah dan Ketua Yayasan SMA, yang sebelumnya sudah menandatangani memorandum of understanding (MoU) yang berisi beberapa perjanjian tindak lanjut keterlibatan tawuran anak.
“Itu MoU sebenarnya sebelum saya jadi Kabid, jadi ada MoU jika ke-16 sekolah tersebut anaknya terlibat tawuran, kami akan lakukan panggilan pertama, kedua sampai punishment-nya sekolah tersebut di-blacklist,” jelasnya.
Rencananya, pekan ini akan mengumpulkan kembali ke-16 sekolah untuk kan mempertegas kembali isi kesepakatan, yang sudah ditanda tangani itu. Dia meminta sekolah lebih tegas menindak anak yang selalu terlibat tawuran.
BACA JUGA: Tuding Sekolah Ancam Siswa Tak Ikut Les, Tinggal Kelas
“Kalau sudah keterlaluan, ya keluarkan saja anak tersebut, agar tidak mempengaruhi teman-temannya yang lain, agar anak tersebut jera,” kata Jana.
Jana juga akan memperbaiki ketersediaan guru BK di tiap sekolah, khususnya sekolah-sekolah yang sering terlibat tawuran. Beberapa sekolah yang sering terlibat tawuran tidak memiliki guru BK yang pasti dan kompeten di bidangnya.
“Karena penting sekali peran guru BK, mereka akan memperhatikan tingkah anak dan bisa mengetahui masalah kenakalan anak tersebut. Saya akan mewajibkan sekolah harus memiliki guru BK,” ucapnya.
Selain itu, mantan guru BK di beberapa sekolah itu akan mempertegas kembali kinerja Satuan Tugas (Satgas) pelajar terkait tawuran, yang masih terjadi di Kota Bogor. Dia mengatakan akan mengumpulkan semua anggota satgas untuk tidak pilih kasih hanya karena mereka mengajar di sekolah itu.
BACA JUGA: Bantuan Siswa Miskin Rp360 Ribu, Diserahkan Rp50 Ribu
“Jangan bilang sekolah dianya yang paling bagus. Jangan merasa mengajar di sekolah A atau B, jadi anak sekolah tersebut dibenerin,” ungkap Jana.
Anggota satgas, kata dia, harus menganggap semua anak sekolah adalah anak didiknya, yang harus disalahkan ketika mereka salah dan dibela ketika mereka benar. Selain itu, sudah membangun kembali sekretariat dan seragam satgas, agar lebih terlihat dan membuat takut para siswa.
“Kami juga ingin kerjasama dengan instansi-instansi terkait, seperti Korem, Yonip, Satpol PP dan lain-lain tetap terjaga, agar tetap terjadi kesinambungan. Karena jika tawuran yang sudah di luar jam-jam satgas, seperti malam atau dini hari itu sudah bukan urusan disdik atau satgas lagi,” pungkasnya.(cr27/c)
BACA JUGA: Galang Dana Beasiswa lewat Turnamen Golf
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sekolah Diminta Segera Mengisi Data SNM PTN
Redaktur : Tim Redaksi