16 Tahun Tsunami Aceh, Begini Kondisi Rian bersama Istri dan 2 Anaknya

Sabtu, 26 Desember 2020 – 09:36 WIB
Salah satu korban tsunami Aceh yang masih tinggal di shelter, di Banda Aceh, Jumat (25/12/2020) (ANTARA/Rahmat Fajri)

jpnn.com, BANDA ACEH - Setelah 16 tahun berlalu, korban Tsunami Aceh pada 26 Desember 2004 bernama Rian Aldiansyah (32) masih bertahan di rumah shelter. Warga Lampaseh Kota Banda Aceh itu pun sudah memiliki keluarga kecil.

"Dari dulu saya memang sudah tinggal di shelter ini bersama ayah dan sampai saat ini, setelah menikah sekarang," ungkap Rian Aldiansyah saat ditemui di rumahnya di Banda Aceh, Jumat (25/12).

BACA JUGA: Prihatin, Begini Kondisi Terkini Dokter Ranisa yang Dianiaya dan Nyaris Diperkosa Abdul Jabar

Rumah shelter berukuran sekitar empat meter itu dihuni Rian bersama istri dan dua bocah laki-lakinya; yakni Fiqih (9) sedang mengenyam pendidikan tingkat dasar; dan si bungsu Ali (7).

Sehari-hari, Rian bekerja sebagai office boy di kantor Desa Lampaseh Banda Aceh. Penghasilannya berkisar Rp 1,2 juta per bulan. Sedangkan istrinya Kiki Wahyuni membantu perekonomian keluarga dengan berjualan gorengan.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Agus Dikirim ke Akhirat, Gus Yaqut Langsung Bicara, Ya Ampun, Syiah

Rian bertahan hidup di rumah shelter itu dengan berbagai kondisi yang ada. Saat hujan turun, rumahnya sering kebanjiran karena posisinya rendah, dan tidak ada saluran pembuangan air.

Selain itu, kamar mandi yang digunakan Rian bersama keluarga kecilnya juga berasal dari bekas rumah tsunami.

BACA JUGA: Pengakuan Ridwan Setelah Ditangkap Usai Menganiaya Anak Tirinya Cukup Mengejutkan

"Kalau hujan masuk air karena tidak ada saluran pembuangan dan setelah banjir pasti malamnya banyak nyamuk karena papan sudah basah," ungkap Rian.

Ayah dua anak itu sudah pernah berusaha mendapatkan rumah bantuan baik dari pemerintah kecamatan hingga Pemkot Banda Aceh. Namun usahanya belum membuahkan hasil.

"Sejak 2009 selalu diurus, hanya diberikan nomor antrean saja di Pemko, tetapi belum berhasil mendapatkan bantuan," ucap Rian.

Dia pun memaklumi alasan pemerintah belum memberikan rumah yang dia butuhkan. Sebab, Rian masih berusia di bawah 40 tahun. Sementara penjelasan yang dia dapatkan dari pemerintah, penerima bantuan rumah harus sudah berusia 40 tahun ke atas.

"Kalau seperti itu peraturan kita ikut, mungkin memang tidak layak diberikan. Sama Baitul Mal juga seperti itu. Tetapi kan kita sangat butuh rumah," tuturnya.

Menurut Rian, keluarganya memang sudah pernah mendapatkan rumah bantuan tsunami dari Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) atas nama ayahnya. Namun, rumah tersebut dihuni oleh abang kandungnya yang sudah berkeluarga.

"Satu rumah pemberian BRR diberikan ke abang, dia sudah berkeluarga. Begitu juga dengan saya, kan tidak mungkin tinggal satu rumah. Makanya saya tetap bertahan di shelter ini," ucap Rian.

Rian pun tidak berharap banyak kepada pemerintah, bila memungkinkan, dia cuma ingin adanya perbaikan atap shelter, saluran air dan sedikit penimbunan di bawah shelter itu supaya tidak kebanjiran lagi.

"Saya tidak berharap dibangun rumah siap jadi. Paling kalau ada perbaikan atap yang bocor, saluran air, dan sedikit ditimbun juga di bawah shelter kami ini," kata Rian.(antara/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler