167 Operator Armada Tambang di KPC Sosok Perempuan

Sabtu, 11 Mei 2024 – 10:14 WIB
Widya, salah satu operator perempuan di PT Kaltim Prima Coal (KPC), anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Foto: BUMI.

jpnn.com - SANGATTA - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) konsisten memberikan kesempatan bagi setiap karyawan untuk berkarier tanpa membedakan gender.

Tercatat ratusan 'Kartini Tambang' bekerja secara aktif di perusahaan tambang batubara terbesar di Indonesia itu, di mana sebagian besar di antaranya berperan sebagai operator armada tambang.

BACA JUGA: Libatkan Peserta Tunanetra dalam Arutmin Borneo Run, Anak Usaha BUMI Raih Rekor MURI

Kesempatan tersebut juga berlaku di anak usahanya, PT Kaltim Prima Coal (KPC) yang menerapkan prinsip gender equality dan mendorong pemberdayaan perempuan.

'Kartini Tambang' di KPC menempati berbagai posisi, mulai dari pekerja operasional hingga level manajemen.

BACA JUGA: PT BUMI Resources Targetkan Ekspor Utama ke Tiongkok & India

Sebanyak 167 operator armada tambang merupakan pekerja perempuan, termasuk Widya Rahmah yang saat ini menjadi pejabat sementara Supervisor Man Power.

Perempuan yang sudah bekerja 14 tahun di KPC ini sekarang bertugas mengoperasikan dump truck di Pit Bintang, Sangatta, Kalimantan Timur.

BACA JUGA: PT BUMI Berkomitmen Terapkan Kesetaraan Gender untuk SDGs

Menjadi satu-satunya operator perempuan pada angkatannya yang berjumlah 20 orang, Widya tidak mengalami kesulitan yang berarti.

Karena perusahaan menyediakan berbagai macam pelatihan secara berkala, mulai dari training alat, lapangan, safety, dan lain-lain.

Sebagai seorang ibu dan istri bekerja, Widya mengaku dapat menyeimbangkan peran antara rumah dan karier.

Dengan jadwal tiga hari kerja tiga hari libur, dia memiliki cukup waktu untuk keluarga.

“Bekerja di sini saya merasa aman, nyaman tidak ada pembedaan. Kami juga dilindungi dari risiko pelecehan. Jadi, ke depannya saya ingin berkarier lebih baik lagi karena perusahaan juga memberikan kesempatan,” ujar Widya dalam keterangannya, dipublikasikan Sabtu (11/5).

Mewakili sosok perempuan muda pekerja tambang, ada Zafira Nuraini.

Dia lulusan S1 Teknik Pertambangan ITB, bertugas sebagai Short Term Mine Plan Engineer di wilayah operasional yang sama, yakni Pit Bintang.

Perempuan asal Salatiga, Jawa Tengah ini memilih karier di industri pertambangan karena prospek yang menjanjikan secara jangka panjang.

“Walaupun sektor pertambangan itu dinamis, tetapi selalu dapat terus bertahan karen dibutuhkan untuk kehidupan, jadi kami bisa terus bekerja di pertambangan,” katanya.

Zafira adalah satu-satunya engineer perempuan di Pit Bintang dari total sekitar 10 orang engineer, serta merupakan pekerja termuda.

Bekerja dari pagi hingga petang di lokasi yang cuacanya sangat berbeda dengan kampung halamannya, Zafira tentu membutuhkan adaptasi fisik yang tidak mudah.

“Kami bekerja di kedalaman hingga 235 meter di bawah tanah, sehingga termasuk tambang batubara terdalam di dunia untuk saat ini. Itu jadi tantangan tersendiri,” katanya.

Menurutnya, tidak ada perbedaan yang signifikan dalam tugas engineer laki-laki dan perempuan di lapangan, begitu pula kesempatan dan peluang yang diberikan perusahaan selama bekerja.

“Terkadang harus ke tempat yang cukup berisiko di lapangan, maka saya diminta untuk stay. Namun, di lain itu semua diperlakukan sama. Ke lapangan sendiri, menyetir sendiri, koordinasi sendiri, semua sama,” katanya.

Zafira berharap dapat menginspirasi perempuan untuk berani bermimpi melalui karier yang dipilih dan ditekuninya saat ini.

“Sebagai engineer pertambangan perempuan, saya ingin menginspirasi banyak orang terutama kaum perempuan. Asalkan fokus mimpi akan berbuah menjadi kenyataan,” ucapnya.

Sebagai informasi, kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan menjadi salah satu poin utama dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals atau SDGs) yang digaungkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Selain itu juga menjadi acuan penting dalam menciptakan dunia usaha yang berbasis pada inklusivitas.

Hal inilah yang diterapkan BUMI, sumber daya manusia yang ada memastikan rekrutmen dan jenjang karier karyawan didasarkan pada kualifikasi dan kompetensi. Bukan pada jenis kelamin.

"Ini membuktikan bahwa BUMI dan unit usahanya telah merealisasikan kebijakan penghormatan HAM BUMI versi 1.0 untuk mengangkat harkat dan martabat perempuan yang selama ini dinilai rentan pelanggaran hak asasi manusia," ujar Presiden Direktur BUMI Adika Nuraga Bakrie. (gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Produksi Batu Bara 56,2 juta Ton, BUMI Catat Pendapatan USD 4,8 Miliar Selama 9 Bulan


Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler