jpnn.com, PEKANBARU - Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Pekanbaru Maisel Fidayesi mengatakan, penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Pekanbaru hingga Februari mencapai1.755 orang.
“Data ini berdasarkan laporan dari puskesmas untuk penderita ISPA usia 5 tahun ke atas,” ujar Maisel Fidayesi.
BACA JUGA: Guru Sertifikasi di Pekanbaru Ancam Mogok Mengajar
Maisel mengatakan, penderita ISPA terbanyak ada di Puskesmas Limapuluh 331 org.
Diikuti Puskesmas Payung Sekaki 258 orang, Puskesmas RI Sidomulyo 239 orang, Puskesmas Sail 159 orang, Puskesmas Umban Sari 153 orang, Puskesmas Harapan Raya 143 orang, Puskesmas Sidomulyo 142 orang, Puskesmas Rejosari 103 orang, Puskesmas Pekanbaru 103 orang, Puskesmas Tenayan Raya 83 orang dan Puskesmas Langsat 61 orang.
BACA JUGA: Duh, Sudah 124 Anak Kena ISPA
"Tidak semua penderita ISPA ini dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla, red). Ada banyak faktor juga seseorang terkena ISPA ini, " ujar Maisel seperti dilansir Riau Pos, hari ini.
Memasuki tahun 2019 ini, karhutla di Riau sudah mencapai 1.178 hektare tersebar di kabupaten/kota. Seperti Rokan Hilir (Rohil), Dumai, Bengkalis, Meranti, Siak, Pekanbaru, Kampar, Pelalawan dan Indragiri Hilir (Inhil).
BACA JUGA: Ibu dan Ayahnya Nikah Lagi, Nadia Rawat 3 Adiknya di Rumah Tanpa WC
"Pekanbaru statusnya belum siaga karhutla ini. Ada kategorinya kalau sudah diberlakukan status kejadian luar biasa (KLB, red) oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pekanbaru, barulah buat posko, " terangnya kembali.
Apabila kasus karhutla kian parah, menurut Maisel jumlah penderita ISPA bisa mengalami peningkatan dari jumlah sebelumnya.
"Dan memang anak-anak paling banyak. Karena kondisi tubuhnya lebih rentan daripada orang dewasa, " sambungnya.
Selain itu, gejala hidung tersumbat, batuk kering tanpa dahak, demam ringan, sakit tenggorokan, sakit kepala ringan hingga kesulitan bernapas merupakan beberapa ciri-ciri penderita ISPA. Untuk itu, Dinkes berharap masyarakat selalu menjaga kondisi tubuhnya tetap bugar dengan komsumsi makan sehat dan rutin berolahraga.
"Banyak faktornya seperti pola hidup tidak sehat. Dengan adanya karhutla juga bisa dengan muda terserang, maka harus selalu jaga kesehatan," tutupnya.(*1)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ayah Ibu Pergi Nikah Lagi, Nadia Harus Menghidupi Tiga Adiknya
Redaktur & Reporter : Budi