18 Perusahaan Ambil Bagian Dalam IBBT 2023, Bicara Soal Transformasi Bisnis

Rabu, 30 Agustus 2023 – 22:11 WIB
Sekitar 18 perusahaan di Indonesia dari kalangan korporasi swasta, BUMN, anak perusahaan BUMN, multinasional dan lainnya, ikut berpartisipasi dalam IBBT 2023. Foto tangkapan layar

jpnn.com, JAKARTA - Majalah SWA kembali menghadirkan program ‘Indonesia Best Business Transformation’ (IBBT).

Tujuannya untuk menggali, mendorong, dan mengapresiasi langkah-langkah transformasi bisnis yang digelar dunia korporasi di Tanah Air.

BACA JUGA: Presentasikan Peluang Investasi ke Duta Besar

Sekitar 18 perusahaan di Indonesia dari kalangan korporasi swasta, BUMN, anak perusahaan BUMN, multinasional dan lainnya, ikut berpartisipasi dalam IBBT 2023.

Di korporasi swasta ada PT Sasa Inti, PT Nusa Selaras Indonesia (Nu Skin), Great Giant Foods, PT Blue Bird Tbk. PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk dan AXA Financial Indonesia,. 

BACA JUGA: Fakultas Ekonomi & Bisnis UT Bina Desa Tonjong, Sasar UMKM dan Karang Taruna

Ada juga BUMN dan anak usaha BUMN yang sangat antusias, seperti PT Permodalan Nasional Madani (PNM), PT Pelindo (Persero), PT DAHANA, dan PT Elnusa Tbk. 

“Para peserta itu mempresentasikan tranformasi yang dijalankan perusahaan masing-masing di hadapan para juri," kata Chief Editor SWA Media Group Kemal E. Gani dalam IBBT 2023 yang dilaksanakan secara hybrid, Rabu (30/8).

BACA JUGA: Kisah Pengusaha UMKM Merintis Bisnis Produk Organik, dari Garasi hingga Punya Pabrik

Dia melanjutkan tim juri independen terdiri dari kalangan ahli dan praktisi senior bidang manajemen.

Ada Toto Pranoto, pakar manajemen dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yang pernah menjabat sebagai Direktur Lembaga Management UI. 

Ada pula Elia Massa Manik, CEO Pertamina (2017-2018), dan Milawarma, CEO Bukit Asam (2011-2016).

Menurut juri, rata-rata peserta Indonesia Best Business Transformation 2023 benar-benar melakukan transformasi bisnis sesuai dengan tantangan bisnis yang sedang dihadapi. 

“Transformasi yang mereka lakukan memang sangat berarti bagi pengembangan korporasi mereka,” ungkap Elia Massa Manik, juri yang berpengalaman melakukan transformasi di sejumlah BUMN dan korporasi swasta. 

Juri Milawarma menilai domain dan motivasi transformasi korporasi yang menjadi peserta cukup beragam. Ada yang melakukan transformasi arah dan visi bisnis atau transformasi model bisnis.

Ada yang melakukan transformasi proses bisnis dan human capital. Ada juga yang sekaligus transformasi bisnis dan proses bisnis. 

Secara umum disrupsi seperti tuntutan digitalisasi, pandemi, serta karakter pasar dan pelanggan yang berubah telah menjadi alasan terbesar yang mendorong perusahaan-perusahaan itu melakukan transformasi. 

"Jadi, ada yang terpaksa bertransformasi, ada pula yang karena kesadaran penuh ingin bertransformasi,” tegas Milawarma menarik benang merah.

Toto Pranoto, pakar manajemen dari UI yang juga menjadi juri pun melihat beberapa peserta sudah menunjukkan kinerja cemerlang dalam transformasi bisnis yang dilakukan. Mayoritas peserta sudah dalam jalur on track dalam transformasi.

Dan, bagian paling menonjol dalam transformasi bisnis yang dilakukan terutama pada sisi trasformasi digital.

Perusahaan yang berhasil dalam transformasi bisnis, dalam kaca mata Toto disebabkan oleh perusahaan tersebut memiliki clear vision, visi dan arah masa depan yang jelas.

Selain itu, punya strong leadership, yang mana korporasi punya CEO atau pendiri yang mampu memberikan inspirasi sekaligus melakukan fungsi strategic and execution yang baik.

Juga, memiliki agility dan ambidextrous atau kemampuan beradaptasi dan merespons tingginya dinamika bisnis meskipun birokrasi mereka sudah sangat besar.

"Ini menjadi kunci perusahaan tetap bisa kompetitif dengan munculnya inovasi dan ide-ide kreatif baru di tengah lingkungan korporasi yang organisasinya sudah besar,” tegas Toto.

Elia Massa berpendapat,  transformasi yang dilakukan perusahaan memang perlu dibedakan mana yang proses turn-around dan mana yang bukan turn-around. Turn-around dilakukan saat perusahaan sudah mulai bermasalah, cash flow-nya bermasalah. 

Dia melihat dari 18 peserta tahun ini, yang melakukan turn-around hanya dua perusahaan, yakni Dahana dan Taspen Life (ada masalah hukum). Mereka melakukan rombakan besar-besaran. Sementara sisanya melakukan perubahaan di saat finansial mereka masih sehat. PP

Milawarma menyampaikan, dari paparan peserta dan pengalaman manajemen yang dia jalani, problem transformasi bisnis adalah pada tahapan identifikasi, desain strategi, dan eksekusi strategi. Kunci utama pada perusahaan yang berhasil dalam transformasi bisnis adalah keterlibatan (engagement) dari semua lini, vertikal dan horisontal.

"Strategi transformasi menjadi buy-in di seluruh lini dan terjadi alignment yang harmonis tanpa atau sedikit hambatan internal,” katanya.

Bagi Milawarma, peserta dari beberapa perusahaan belum memiliki desain dan strategi transformasi yang buy-in. Tahapannya baru menjadi komitmen di top level. Jadi, level eksekutornya masih kurang merasa memiliki.

Tidak kalah pentingnya, perusahaan harus mempersiapkan bagaiman next bisnisnya.

Sementara, pembicara yang dihadirkan  adalah Albert Dinata selaku Marketing Director, Consumer Acquisition, and Retention PT Sasa Inti; Andreas Herman Basuki, Corporate Secretary PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk; Tommy Wattimena, Presiden Direktur Great Giant Foods dan Sunar Basuki Direktur Operasional, Digital dan Teknologi Informasi PT Permodalan Nasional Madani. (esy/jpnn)


Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler