jpnn.com, JAKARTA - Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Terbuka (UT) melakukan pengabdian kepada masyarakat (PKM) di Desa Tonjong.
Menurut Kepala Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat pada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UT Teguh Prakoso, pemilihan desa binaan ini berdasarkan proposal yang diajukan oleh para dosen.
BACA JUGA: 553 Peserta Berkompetisi di Turnamen Tenis Meja Pelajar Nasional Piala Rektor UT 2023
Kebetulan, kata Teguh, Desa Tonjong yang terpilih dari sekian banyak proposal masuk.
"Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (PKM) di samping melaksanakan pendidikan," kata Teguh saat membuka kegiatan pelatihan bagi Karang Taruna Desa Tonjong di ruang serbaguna UT, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Selasa (29/8).
BACA JUGA: Syarif Fasha Bakal Pecat Pegawai yang Terbukti Terlibat Kecurangan Seleksi PPPK
PKM merupakan kegiatan civitas academica dalam mengamalkan dan membudayakan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memajukan kesejahteraan umum serta mencerdaskan kehidupan bangsa.
Teguh menyampaikan ada empat fakultas di UT yang melakukan kegiatan PKM di Desa Tonjong ini, salah satunya Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
BACA JUGA: Sahroni Minta Polri Segera Memberantas Judi Slot yang Dinilai Berbahaya
Program ini berjalan dalam satu tahun ke depan dan bisa berlanjut ke babak selanjutnya berdasarkan proporsal.
"Jadi, setiap tahun ada evaluasi kegiatan PKM ini. Jika kepala desa binaan ini sangat antusias dengan program ini, maka programnya bisa dilanjutkan tahun berikutnya," terang Teguh.
Tim peneliti PKM Nasional dari FEB UT, Olivia Idrus mengungkapkan kegiatan di Desa Tonjong ditujukan bagi pemuda karang taruna untuk lebih menambah semangat kewirausahaannya dan meningkatkan kemampuan dalam bidang pemasaran.
Desa Tonjong memiliki Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang cukup berkembang aktif.
Hal ini terlihat dari berbagai produk makanan olahan yang diproduksi, seperti kripik singkong, kripik pisang, rengginang, dan ada juga UMKM yang memproduksi tempat sampah lukis dari bahan daur ulang.
Olivia mengungkapkan ada dua pelatihan yang diberikan, yaitu pengembangan usaha, sehingga peserta dapat menggali keunikan dan potensi sumber daya yang ada di desanya.
"Goal-nya adalah mereka bisa menghasilkan produk yang memiliki nilai tambah," ujar Olivia.
Pelatihan kedua adalah desain grafis, mengingat tuntutan dunia digital di mana pelaku usaha harus makin kreatif dalam memasarkan produknya termasuk dari segi penampilan desain kemasan atau pun desain iklan.
Dikatakannya, Desa Tonjong sebenarnya memiliki produk-produk bernilai ekonomi tinggi. Sayangnya kemasannya masih kurang menarik sehingga berdampak pada pemasaran.
"Kemasan produk itu penting, karena konsumen akan melihat pertama pada kemasannya menarik atau tidak. Nah, kami punya ide untuk membuat kemasan unik," cetusnya.
Pada kesempatan sama, Plt Kepala Desa Tonjong Aja Wijaya mengapresiasi langkah UT yang melakukan PKM dengan menyasar UMKM dan karang taruna.
Menurut Aja Wijaya, program desa binaan ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas produk karena pemasaran menjadi hal penting.
Dia berharap warganya yang ikut pelatihan di UT ini menyerap ilmu yang diberikan semaksimal mungkin.
Sebab, jika Desa Tonjong melakukan sendiri, maka akan membutuhkan dana besar.
"Kegiatan ini juga merupakan bagian dari kerja sama Desa Tonjong dan UT," ucapnya. (esy/jpnn)
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Mesyia Muhammad