2 Hal Penting dalam Memilih BBM Berkualitas, Simak Nih!

Sabtu, 06 Maret 2021 – 17:56 WIB
Ilustrasi pengisian BBM ke kendaraan. Foto: dok for jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Masyarakat terus didorong untuk peduli menggunakan bahan bakar minyak (BBM) berkualitas yang tepat.

Pasalnya, bahan bakar yang digunakan sangat berpengaruh pada performa kendaraan serta lingkungan. Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam memilih BBM berkualitas.

BACA JUGA: Review Realme Narzo 30A: Hp Sejutaan Buat Main Gim, Joss!

Menurut Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform (IESR), Fabby Tumiwa, pertama angka Research Octane Number (RON) untuk bensin dan Cetane Number (CN) untuk disel/solar sesuai dengan kebutuhan mesin.

"Kedua, harus mulai menengok kandungan sulfur dalam emisi gas buang yang dihasilkan dari setiap produk BBM guna mengurangi polusi udara," tambahnya dalam keterangan resmi, Jakarta, Minggu (6/3).

BACA JUGA: Lewat Program Langit Biru, Masyarakat Makin Melek Pakai BBM Ramah Lingkungan

Fabby menjelaskan, persoalan penggunaan BBM yang tidak berkualitas disebabkan masih banyaknya produk bahan bakar di pasar dengan angka RON atau CN rendah atau belum sesuai standar EURO.

“Tetangga kita Myanmar, hanya ada tiga produk BBM dengan RON terendah 91, Vietnam hanya dua produk dengan RON terendah 92. Sedangkan di Indonesia, ada enam produk dengan RON terendah 88 yakni Premium."

BACA JUGA: Soal BBM Ramah Lingkungan, Kota Padang Bisa Jadi Contoh

"Selain terlalu banyak, standar RON juga tidak sesuai standar EURO 4 minimal RON 91, Indonesia masih sangat jauh tertinggal,” sambungnya lagi.

Menurut Fabby, varian produk yang banyak juga memunculkan variasi harga yang signifikan, sehingga tanpa edukasi tepat dan berkelanjutan, masyarakat akan lebih memilih produk dengan harga paling murah.

“Masyarakat saat ini masih melihat harga yang dikeluarkan untuk beli BBM. Harusnya beli BBM itu melihat kebutuhan spesifikasi mesin, dapat mengefektifkan kerja mesin sehingga menjadi lebih hemat."

"Apalagi, BBM yang sesuai spesifikasi mesin membuat performa terjaga, dan terhindar dari kerusakan yang pada akhirnya bisa menghemat biaya perawatan mobil," jelasnya.

Manfaat lain menggunakan BBM berkualitas ialah ramah lingkungan.

Mengacu pada standar EURO 4 yang berlaku, BBM ramah lingkungan ialah yang memiliki kandungan sulfur maksimal 50 parts per million (ppm) dalam emisi gas buangnya. 

Direktur Pengendalian dan Pencemaran Udara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Dasrul Chaniago mengatakan, kualitas BBM sangat berpengaruh terhadap kualitas udara di kota-kota besar di Indonesia.

 “Sekitar 70-75 persen sumber pencemaran udara di kota besar, kami ambil Jakarta, bersumber dari sektor transportasi yakni dari emisi gas buang yang dihasilkan," kata Dasrul.

"Coba dilihat pada awal pandemi Covid-19, terlihat kualitas udara Jakarta membaik, langitnya biru, itu disebabkan berkurangnya mobilitas masyarakat yang menggunakan kendaraan."

Sama seperti RON, lanjut Dasrul, kandungan sulfur BBM yang ada di Indonesia saat ini masih belum memenuhi standar EURO 4, hanya Pertamax Turbo (RON 98) yang setara standar tersebut.

Produk seperti Premium dengan kualitas terendah hanya memenuhi standar EURO 2, dengan kandungan sulfur berada di 500 ppm.

“Indonesia tertinggal dari negara tetangga seperti Filipina, Vietnam, dan Thailand yang sudah menggunakan produk setara EURO 4, bahkan Thailand di tahun 2023 akan mulai mengarah ke EURO 5."

"Di Asia Tenggara, Singapura sudah paling maju sejak tahun 2017 sudah sesuai dengan standar EURO 6, sama seperti negara-negara maju di Eropa. Sedangkan Indonesia, sejak tahun 2000 masih berkutat rata-rata di EURO 2,” jelas Dasril.

Seturut dengan Fabby, Dasrul juga mendukung sinergi antara pemerintah, instansi, dan Pertamina sebagai BUMN dalam mendorong penggunaan BBM berkualitas yang ramah lingkungan.

Menurutnya, edukasi harus dilakukan berkelanjutan sekaligus memastikan ketersediaan produk dan kekuatan ekonomi masyarakat.

“Indonesia harus mulai beralih, melakukan lompatan besar untuk menggunakan BBM berkualitas, butuh waktu, tetapi harus dimulai," kata Dasrul.

"Saya rasa jika berkomitmen, bersama-sama bisa melakukan ini sekaligus berkontribusi terhadap cita-cita Indonesia dalam Paris Protocol 2015, yakni mengurangi emisi karbon hingga 29 persen pada tahun 2030,” kata Dasrul.

Pada kesempatan yang sama, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero), Putut Andriatno mengatakan Pertamina saat ini terus mengedukasi penggunaan BBM berkualitas kepada masyarakat melalui Program Langit Biru (PLB).

“Jadi, PLB ini adalah edukasi melalui promosi, penawaran Pertalite dengan harga khusus. Harapannya, pengguna Premium akan merasakan sendiri dan mendapatkan pengalaman langsung manfaat menggunakan BBM berkualitas sehingga mau beralih," pungkasnya. (rdo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Desak BPH Migas Awasi BBM Bersubsidi, Ada Apa?


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler