2 Jenderal Ini Sampaikan Harapan saat Luncurkan Buku Berjuang di Sudut-sudut Tak Terliput

Senin, 27 Juni 2022 – 20:52 WIB
Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono saat memberikan keterangan seusai menghadiri peluncuran buku 'Berjuang di Sudut-sudut Tak Terliput' di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (27/6). Foto: Dok Humas Polri

jpnn.com, JAKARTA - Akademi Kepolisian (Akpol) 1996 meluncurkan buku berjudul 'Berjuang di Sudut-sudut Tak Terliput'.

Buku yang ditulis oleh Iqbal Aji Daryono itu berisi peran anggota kepolisian yang bertugas di berbagai daerah.

BACA JUGA: AKP Zainal Sudah Bikin Malu Polri, Irjen Hendro Langsung Turun Tangan

Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono mengatakan buku 'Berjuang di Sudut-sudut Tak Terliput' menjelaskan anggota Polri yang menjadi ujung tombak warga dalam mengatasi berbagai persoalan.

"Penulis melihat bagaimana anggota kami ini bertugas di lapangan dengan segala kekurangan-kekurangan yang dimiliki, tetapi mampu menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada," kata Gatot di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (27/6).

BACA JUGA: Begini Penampilan Nikita Mirzani Saat Diperiksa Divisi Propam Polri

Perwira tinggi Polri itu mengatakan apa yang menjadi harapan-harapan di tempat anggota polisi bertugas bisa diperoleh masyarakat dari buku tersebut.

Gatot tak menampik masih ada kekurangan dari individu anggota polisi.

BACA JUGA: Diperiksa Propam Polri, Nikita Mirzani Bawa Bukti-Bukti Ini

Kendati demikian, lanjut dia, Polri selalu berusaha menjadi lebih profesional setiap waktu.

Gatot berharap masyarakat bisa melihat hal-hal positif yang sudah dilakukan kepolisian dalam buku 'Berjuang di Sudut-sudut Tak Terliput'.

Polri, kata Gatot, selalu terbuka kepada masyarakat yang ingin memberikan kritik.

"Buku ini, menggambarkan hal-hal positif dan juga masyarakat bisa melihat apa yang dilakukan anggota Polri, kemudian bisa bermanfaat buat masyarakat," tutur Gatot.

Sementara itu, Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menyebut kritik dan masukan dari masyarakat terhadap Polri adalah bentuk kepedulian.

Irjen Dedi merasa khawatir saat masyarakat tak mau mengkritik polisi.

"Ketika situasi keadaan itu sudah mulai enggan, sudah mulai bosan, dan sudah mulai takut mengkritik polisi itu yang kami khawatirkan dan takutkan," ujar Dedi.

Sebaliknya, lanjut Dedi, bila masyarakat mengkritik polisi artinya masih ada cinta dari masyarakat.

"Itu merupakan bentuk rasa cinta masyarakat, rasa cinta kepedulian masyarakat kepada kepolisian," pungkas Dedi. (cr3/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Korban Banjir Bandang Leuwiliang Butuh Bantuan, Polri-Inspira Langsung Bergerak


Redaktur : Fathan Sinaga
Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Jenderal   buku   Komjen Gatot   Polri  

Terpopuler