2 Kali Simulasi CAT CPNS, Berkali-kali Try Out PPPK, Bu Sri Masih Takut Enggak Lulus Lagi

Selasa, 25 Mei 2021 – 17:30 WIB
Ketua Forum Honorer K2 dan P2G Kabupaten Blitar Sri Hariyati. Foto: dokumentasi pribadi for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Menjelang pendaftaran CPNS (calon pegawai negeri sipil) dan PPPK (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja) 2021, honorer menempuh berbagai cara agar bisa lulus seleksi.

Salah satunya guru honorer K2 Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Sri Hartati.

BACA JUGA: Kantongi Akta IV, Honorer Minta Afirmasi Passing Grade PPPK Setara Guru Bersertifikat Pendidik

Bu Sri, panggilan akrabnya, mengaku ini yang kedua kalinya akan mengikuti seleksi PPPK.

Pada 2019 lalu, Bu Sri gagal.

BACA JUGA: Bu Titi Anggap 4 Afirmasi Passing Grade PPPK 2021 Merugikan Honorer K2

Sebab, dia tidak lulus passing grade sosiokultural.

Namun demikian, Bu Sri berupaya lulus pada tes 2021 ini.

BACA JUGA: Bu Nur: Komisi II Harus Tahu Formasi PPPK Tenaga Teknis Nihil, Malang Sekali Nasib Honorer K2

Bu Sri yang mengabdi sebagai guru honorer K2 selama puluhan tahun itu pengin sekali menjadi PPPK.

Semua dilakukan demi anak tercintanya.

"Saya sudah bekerja lebih 20 tahun. Ingin sekali menjadi PPPK, demi anak saya," kata Bu Sri kepada JPNN.com, Selasa (25/5).

Bu Sri melakukan berbagai ikhtiar agar bisa lulus.

Dia rajin mengikuti simulasi computer assisted test (CAT) Badan Kepegawaian Negara (BKN) CPNS.

Selain itu, dia juga mengikuti try out seri belajar mandiri PPPK yang difasilitasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Ketua Forum Honorer K2 Kabupaten Blitar ini mengungkapkan dari dua kali simulasi CAT BKN, nilai yang diperolehnya lumayan.

Pertama 200-an, kemudian kedua 300-an, sedangkan saat try out beberapa kali, nilainya juga lumayan.

Namun, Bu Sri memiliki satu kekhawatiran saat ujian nanti.

“Saya tetap khawatir ujian nanti malah blank. Saya takut sekali kalau gagal lagi yang kedua," ungkapnya.

Bu Sri sebenarnya termasuk guru honorer K2 yang mendapatkan afirmasi untuk peserta tes PPPK bersertifikat pendidik.

Artinya, Bu Sri sudah mengantongi nilai 100 persen kompetensi teknis.

Hanya saja, dia tetap khawatir mengalami kegagalan di tes manajerial, sosiokultural, dan wawancara.

"Aduh, saya enggak tenang. Waswas kalau enggak lulus passing grade sosiokultural," ucapnya.

Bu Sri pun berharap pemerintah jauh-jauh hari mengumumkan passing grade PPPK.

Hal itu agar Bu Sri dan kawan-kawan seperjuangan bisa memprediksi berapa nilai yang harus dicapai.

Pada 2019 lalu, ujar dia, pemerintah mengumumkan passing grade PPPK sehari menjelang tes. Akibatnya, kata Sri, banyak yang tidak siap.

"Ya seperti saya, nilai kompetensi teknis saya melampaui passing grade tetapi sosiokultural di bawah (passing grade) makanya enggak lulus," kenang Bu Sri. (esy/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler