2 Kantong Jenazah dari Lokasi Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Dikirim ke RS Polri

Minggu, 10 Januari 2021 – 10:28 WIB
Dua kantong jenazah berisi properti pesawat dan potongan tubuh dari pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Minggu (10/1/2021). Foto: ANTARA/Andi Firdaus

jpnn.com, JAKARTA - Pihak Rumah Sakit (RS) Polri Kramatjati telah menerima dua kantong mayat diduga berisi properti pesawat dan potongan tubuh penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ182.

"Dari sejak kemarin, sudah ada dua kantong. Kami bersama-sama TNI dan Basarnas," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus di Posko SAR Terpadu Jakarta International Container Terminal (JICT) 2 Tanjung Priok, Minggu (10/1).

BACA JUGA: Sinyal Pesawat Sriwijaya Air Ditemukan, Kopaska Sudah di Lokasi

Yusri mengemukakan, petugas RS Polri telah mempersiapkan label untuk setiap temuan apa pun baik itu properti pesawat maupun body part dari penumpang.

Menurut dia, labeling siapa yang menemukan, dipisahkan mana properti dan body part (potongan tubuh).

BACA JUGA: Pembunuh Sepasang Kekasih di Cianjur Terungkap, Sadis

"Sudah dua kantong yang dikirim ke Kramatjati. Sudah ada posko anti-mortem di sana," ujar Yusri.

Yusri menyebutkan, tugas polisi membangun posko untuk labeling setiap temuan apapun dari operasi SAR yang dilakukan, baik properti atau body part dari penumpang.

BACA JUGA: Pilu Sumiatun Dipolisikan Anak Kandung Gegara Buang Pakaian, Ditahan, Terancam 5 Tahun Bui

Lebih lanjut Yusri mengatakan dua kantong mayat yang ada di sana sudah dikerjakan oleh petugas. Pengerjaan meliputi identifikasi satu body part, satu properti.

Untuk membantu mengidentifikasi korban, lanjut Yusri, pihaknya telah menginformasikan kepada keluarga untuk datang.

"Sudah kami sampaikan kepada keluarga korban untuk datang," tutur Yusri.

Sampai tadi pagi, sudah ada tujuh dari penumpang, satu kru. Keluarga yang diharapkan datang merupakan keluarga terdekat korban untuk mencocokkan DNA.

"Kami sampaikan harus keluarga terdekat karena kami membutuhkan DNA serta membawa rekam jejak kesehatan korban, misal pernah patah tulang, pecah gigi, atau ada tato, informasi ini yang kami butuhkan," ungkap Yusri.

Yusri juga mengharapkan untuk identifikasi post mortem dan anti mortem, keluarga membawa data korban lengkap.

"Data tersebut jadi bahan kita untuk mencari pembantunya. Sehingga kami bisa membantu. Nanti DVI bisa cari pembanding keluarga sendiri," ujar Yusri.

Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.

Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.

Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.

Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra. (antara/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler