2 Orang Pelaku Pembacokan Pelajar di Cianjur Menyerahkan Diri, Tersisa 5 DPO

Sabtu, 22 Juni 2024 – 17:38 WIB
Kapolres Cianjur, Jawa Barat, AKBP Aszhari Kurniawan.(ANTARA/Ahmad Fikri). (Ahmad Fikri)

jpnn.com, CIANJUR - Polisi menyampaikan dua dari tujuh orang pelaku yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) pembacokan pelajar di Kecamatan Warungkondang, Cianjur, Jawa Barat, menyerahkan diri dengan diantar pihak sekolah, Jumat (21/6).

Kedua DPO tersebut berinisial YF dan MR.

BACA JUGA: 3 Pelaku Pembacokan Pelajar di Bogor Ditangkap Polisi

"Kami minta lima orang DPO segera menyerahkan diri atau tetap dikejar petugas dan kami tetap ambil tindakan tegas terukur," kata Kapolres Cianjur AKBP Aszhari Kurniawan, Sabtu.

Dia mengatakan sudah menyebar anggota untuk menangkap lima orang DPO lainnya yang sudah diketahui identitasnya dan hingga saat ini dari 12 orang pelaku pembacokan tujuh orang di antaranya sudah ditangkap.

BACA JUGA: Pelaku Pembacokan Pemudik Ditembak Polisi

Pihaknya juga meminta keluarga tidak menghalang-halangi penangkapan terhadap pelaku atau menyembunyikan keberadaan pelaku karena sanksi hukum akan diterapkan, sehingga pihaknya meminta pihak keluarga membantu petugas dengan menyerahkan para pelaku.

"Jangan sampai menghalang-halangi petugas yang hendak menangkap pelaku, apalagi sampai menyembunyikan pelaku karena sanksi hukum juga akan diterapkan," katanya.

BACA JUGA: Ridwan Kamil Enggak Bakal Menang Melawan Anies di Pilkada Jakarta

Sebelumnya, ungkap dia, pihaknya telah menangkap lima orang pelaku penyerangan terhadap siswa SMK di Cianjur atas nama Muhammad Rizki (16) yang meninggal dunia akibat luka bacokan di bagian punggung dan tangannya, Jumat (14/6).

Kelima orang pelaku ditangkap di rumahnya masing-masing setelah petugas mengembangkan kasusnya, sedangkan tujuh orang pelaku lainnya masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).

"Kelima orang yang ditangkap berstatus pelajar SMK negeri di Cianjur, Rabu (19/6) mereka terlibat sebagai pelaku yang menyebabkan pelajar lainnya meninggal dunia dan satu orang lainnya mengalami luka berat," katanya.

Tewasnya seorang pelajar SMK swasta di Cianjur itu, tutur dia, berawal dari postingan di media sosial, sehingga siswa dari dua sekolah berbeda berjanji untuk melakukan aksi tawuran pada malam hari. Namun, korban dengan empat orang temannya kalah jumlah.

"Kedua pihak sepakat untuk bertemu dan melakukan tawuran di kawasan Desa Bunisari, Kecamatan Warungkondang hari Kamis tanggal 13 Juni malam," katanya.

Saat pertemuan tersebut siswa dari SMKN negeri yang berjumlah 12 orang langsung menyerang siswa SMK swasta yang hanya berjumlah empat orang dengan menggunakan berbagai senjata tajam, hingga akhirnya korban tewas dan satu orang lainnya mengalami luka berat. (antara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kodam Jaya Ungkap Pemilik Mobil Dinas TNI AD di TKP Uang Palsu Rp 22 Miliar


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler