2 Pelaku Pengeroyokan Kiai dan Banser di Karawang Ditangkap Polisi

Jumat, 16 Agustus 2024 – 20:15 WIB
Kapolres Karawang AKBP Edwar Zulkarnaen dalam konferensi pers. Foto: Humas Polda Jabar

jpnn.com, KARAWANG - Polisi mengamankan dua orang pelaku pengeroyokan kiai dan anggota banser di Kabupaten Karawang.

Kedua pelaku tersebut berinisial F dan S yang melakukan pengadangan kepada rombongan kiai yang hendak menghadiri undangan di Pondok Pesantren Al Baghdadi.

BACA JUGA: Polisi Korban Pengeroyokan Masih Dirawat, 22 Pesilat PSHT Ditangkap

Kapolres Karawang AKBP Edwar Zulkarnaen mengatakan, peristiwa penyerangan itu terjadi pada Sabtu (10/8) lalu sekitar pukul 21.30 WIB di Jalan Raya Pasarbaru, Dusun Warudoyong, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang.

Saat itu, rombongan tengah berada di sekitar Karawang dan ada beberapa sepeda motor yang melakukan pengadangan dengan jumlah puluhan orang.

BACA JUGA: Polisi Tetapkan 2 Tersangka Pengeroyokan Kamerawan di Sidang SYL

Sejumlah pelaku lantas menanyakan kepada rombongan korban satu nama yang sedang dicari. Meski nama yang dicari tidak ada, para pelaku kemudian melakukan kekerasan kepada para korban dan kendaraan yang ditumpangi.

“Di mana korban ada dua orang mendapatkan penganiayaan,” kata Edwar dalam konferensi pers, Jumat (16/8).

BACA JUGA: Tersangka Pengeroyokan Bos Rental Mobil di Pati Ternyata Sempat Sembunyi di Lokasi Ini

Saat mengamankan para pelaku, polisi juga menyita sejumlah barang bukti di antaranya dua buah helm, satu rompi hitam, satu buah baju loreng, sepasang sepatu, satu unit kendaraan roda dua jenis vespa, dua tas hitam, satu unit ponsel, dan dua KTP pelaku.

Atas perbuatannya, para pelaku dijerat dengan Pasal 170 KUHPidana tentang penganiayaan secara bersama-sama.

“Mereka diancam hukuman penjara paling lama 5 tahun 6 bulan,” ujarnya.

Menurut Edwar, dikarenakan jumlah pelaku yang cukup banyak saat kejadian, polisi masih melakukan pengembangan untuk mencari tersangka lain.

Adapun perihal kelompok yang melakukannya, Edwar masih belum menjelaskannya secara detail.

“Masih kami dalami, biarkan kami akan bekerja  karena ini masih penyelidikan sehingga motifnya belum tahu," ungkapnya.

Sementara itu, melansir situs resmi NU Online, pengurus NU Karawang Ahmad Ruchyat Hasby mengungkapkan kronologi pengeroyokan yang menyasar rombongan kiai dan Banser di Karawang pada Sabtu (10/8) malam.

Belakangan diketahui tokoh NU yang menjadi korban amukan massa tak dikenal ini adalah KH Ihsanudin Al Baedowi, selaku Rais Syuriyah MWCNU Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, serta Banser Bekasi dan Pengasuh Pesantren Manbaul Ulum Karawang, KH Asep Syarif.

Ruchyat, yang akrab disapa Kang Uyen, mengatakan bahwa kejadian ini bermula saat rombongan hendak menuju lokasi pengajian di Pondok Pesantren Al Baghdadi. Tetapi, dalam perjalanan, rombongan tersebut berhenti sejenak di Pesantren Mambaul Ulum Rengasdengklok, jaraknya hanya sekitar 1 kilometer dari lokasi pengajian.

Setelah itu, rombongan melanjutkan perjalanan. Namun, di tengah jalan, rombongan ini tiba-tiba dihadang oleh sekelompok orang tak dikenal sebelum tiba di Pesantren Al Baghdadi.

"Pukul 21.00 WIB, rombongan keluar dari Pesantren Manbaul Ulum dan di tengah jalan dihadang oleh lima sepeda motor berpelat B. Tak lama kemudian, ratusan orang menyusul pengendara motor tersebut. Mereka mengenakan jaket almamater bertuliskan 'Majelis Al Bahar'," ujar Ruchyat.

Rata-rata sepeda motor tersebut berpelat B, yang menunjukkan bahwa mereka kemungkinan bukan berasal dari Karawang.

Insiden ini disinyalir merupakan penyerangan yang salah sasaran. Massa menduga bahwa tokoh yang berada di dalam mobil tersebut adalah KH Imaduddin Utsman al-Bantani, seorang pengasuh Pesantren Nahdlatul 'Ulum, Tangerang, Banten.

"Karena dihadang, mobil tersebut berhenti. Massa mulai mendekat ke mobil dan menanyakan Kiai Imaduddin Banten. Mereka berpikir bahwa dalam rombongan tersebut ada Kiai Imaduddin Al-Bantani. Mereka beranggapan bahwa Kiai Imad hadir dalam haul yang digelar di Pesantren Al Baghdadi Karawang. Nyatanya, beliau tidak hadir,” tutur Ruchyat.

Ruchyat menuturkan bahwa pada awalnya, Kiai Asep dan Kiai Ihsan berniat keluar dari mobil untuk menemui massa, tetapi dihalangi oleh Ao Mauludin (Banser) dan Arsanu (Santri Kiai Asep) yang turut serta dalam rombongan.

“Banser justru melindungi Kiai Asep dan Kiai Ihsan agar tidak keluar dari mobil dan tidak menjadi korban,” ucapnya.

Setelah pemukulan tersebut, rombongan membawa Mauludin (Banser) dan santri ke rumah sakit untuk melakukan visum, dan hasilnya dilaporkan ke Polsek Rengasdengklok dan Polres Karawang. (mcr27/jpnn)


Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Nur Fidhiah Sabrina

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler