20 Anjing Dikerahkan untuk Memburu Monyet Nakal, Beginilah Akhirnya

Kamis, 11 Juli 2019 – 09:31 WIB
Satu ekor monyet berekor pendek yang berhasil diamankan. Foto: Joko/Samarinda Pos

jpnn.com, SAMARINDA - Warga Desa Bayur dan Berambai, Sempaja Utara, Samarinda Utara, sudah dibikin resah gerombolan monyet liar, yang sudah beberapa kali menyerang penduduk setempat.

Berbagai cara dilakukan untuk menangkap monyet yang membahayakan nyawa manusia tersebut. Salah satunya dengan mengerahkan puluhan anjing.

BACA JUGA: Misteri Monyet Ekor Panjang Menyerang Warga, Dikaitkan Mistis

Tak hanya anjing yang dikerahkan Senin (8/7) pagi itu. Sejumlah warga juga membekali diri dengan parang dan kayu hingga senapan angin. Senjata ini diperuntukkan untuk berjaga-jaga jika sewaktu-waktu bertemu dengan hewan yang telah membuat luka 6 warga. Sebab sebelumnya warga ini diserang ketika melintasi jalan alternatif penghubung 2 desa tersebut.

Di antara puluhan warga, nampak hadir pula Lurah Sempaja Utara, Dimas Kameswara, dan dua anggota BKSDA Kaltim.

BACA JUGA: Lima Anak Diserang Kawanan Monyet, Satu Masuk RS

Sekitar pukul 08.00 Wita, 20 ekor anjing dilepas ke areal hutan. Diikuti beberapa warga di belakangnya. Sementara, sebagian warga lainnya melakukan pembersihan rumput liar yang tumbuh di kedua sisi jalan.

BACA JUGA: Baiq Nuril: Nadanya Pak Joko Sudah Beda, Saya Curiga

BACA JUGA: Serbuan Monyet Ngeri! Ayolah Segera Panggil Para Pawang dari Suku Baduy

Pembersihan dilakukan berharap warga yang melintas bisa mengetahui jika ada monyet berdiri di pinggir jalan. Sebab, dari penuturan beberapa warga yang menjadi korban, sebelum menyerang, monyet bersembunyi di semak belukar.

Selang tidak beberapa lama, tim pemburu di areal hutan menemukan apa yang dicari. Lolongan anjing menjadi pertanda jika kawanan monyet sudah ditemukan. Rimbunnya hutan membuat pemburu sempat kesulitan untuk bisa menemukan monyet dengan ciri yang disebutkan korban.

Dua jenis monyet yang menjadi incaran saat itu berekor panjang dan jenis beruk. Kedua jenis hewan primata inilah diyakini warga telah menyerang manusia.

Dua jam kemudian, seekor beruk berukuran besar berhasil dilumpuhkan dengan senjata bius. Nahas, lantaran berada di ketinggian pohon sekitar 10 meter Beruk itu jatuh dan mengenai beberapa ranting sebelum terhempas ke tanah.

Kerasnya hempasan membuat bagian tubuhnya terluka. Meski sudah terluka, beruk tersebut tetap melakukan perlawanan. Alhasil pemburu harus mengikat empat kakinya.

Beruk tersebut selanjutnya ditangani dokter hewan dari BKSDA. Dimasukkan ke kandang besi yang sudah dipersiapkan. Selanjutnya beruk itu dibawa kekantor BKSDA untuk penanganan lebih lanjut.

Dimas Kameswara menjelaskan, perburuan yang dilakukan warga merupakan puncak kekesalan dan keresahan. Lantaran sudah banyak korban gigitan saat melintas di Jalan Tembok Tengah, KM 17 tersebut.

"Kita sama-sama tidak ingin ada korban berikutnya. Warga kemudian melapor ke saya untuk melakukaan perburuan. Supaya tidak salah sasaran makanya saya pun ikut bersama BKSDA," kata Dimas.

Meski sudah berhasil menangkap seekor beruk, Dimas masih mengimbau agar warga tetap waspada. Sebab, masih banyak kawanan monyet serupa di dalam hutan.

"Kita akan lihat dalam dua pekan ini. Apakah ada laporan serangan monyet atau tidak. Harapan kita sih, ini selesai sampai di sini. Dan warga bisa beraktifitas dengan tenang kembali," harap Dimas.

Kepala BKSDA Kaltim, Sunandar menjelaskan, Beruk atau nama latinnya Macaca Nemestrina, memiliki ciri khas ekor pendek seperti ekor babi. Rambut coklat sampai coklat kekuningan. Rambut di mahkota kepala lebih gelap. Banyak ditemui di Sumatera, Kalimantan, Serawak dan Sabah.

"Baik beruk maupun monyet ekor panjang tidak termasuk hewan yang dilindungi sesuai dengan yang termaktub di peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor 20 tahun 2018. Sehingga saat menyerang manusia, apalagi sampai jatuh korban, boleh diburu dan ditangkap," kata Sunandar.

Sunandar menyarankan, jika masih ditemukan lagi beruk atau monyet ekor panjang yang menyerang warga, sebaiknya warga terlebih dulu berkoordinasi dengan instansi terkait sebelum melakukan perburuan. Sehingga tidak salah sasaran saat melakukan perburuan atau penangkapan.

"Selalu koordinasi agar tepat sasaran. Sebab, tidak semua monyet itu menyerang warga.Tidak semua penanganan monyet harus dibunuh. Sebab, pada dasarnya monyet lari saat akan bersinggungan dengan manusia. Mari saling menjaga alam," pungkas Sunandar. (kis/nha)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Serang Warga, Monyet Ditembak


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler