20 Perguruan Tinggi Swasta Wajib Marger

Kamis, 04 Oktober 2018 – 00:31 WIB
Ilustrasi mahasiswa wisuda. Foto: AFP

jpnn.com, SURABAYA - Setidaknya ada 20 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Jawa Timur yang kondisinya sulit berkembang bakal segera dimerger dengan PTS lain.

Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VI Jatim, Prof. Soeprapto mengatakan langkah merger ini dilakukan untuk menjalankan Peraturan Menteri Riset,Teknologi, dan Pendidikan Tinggi nomer 100 tahun 2015.

BACA JUGA: Prasetiya Mulya Gali Potensi Anak Muda Daerah

"Kalau tidak mampu membuat PTS yang berkualitas, dalam hal sarana dan prasarana, dan seterusnya, diminta untuk merger (bergabung dengan kampus swasta lain, Red),” kata Soeprapto, seperti diberitakan Radar Surabaya (Jawa Pos Group).

Soeprapto menambahkan, di Jatim terdapat 20-an kampus swasta yang harus merger dengan PTS lain. Dari data yang dihimpun, beberapa kampus tersebut berada di Surabaya, Situbondo, Probolinggo, dan Madiun. Di Surabaya seperti Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Wilwatikta Surabaya yang melaksanakan Wisuda terakhir hanya sebanyak 19 wisudawan.

BACA JUGA: Peminat Jurusan Keguruan dan Kesehatan Turun Drastis

"Ada (PTS lain,red) di daerah Timur Surabaya itu, Situbondo, Probolinggo, ada 4 perguruan tinggi merger jadi satu. Di Madiun ada 3 perguran tinggi merger jadi satu,” tambahnya.

Saat ini secara nasional terdapat sekitar 3.600 PTS. Sedangkan jumlah perguran tinggi negeri (PTN) hanya terdapat 126 kampus. Dengan upaya marger itu diharapkan akan terwujud PTS yang berkualitas.

BACA JUGA: Menteri Nasir Jamin Tak Ada Lagi Diskriminasi PTN dan PTS

Sementara itu, Ketua yayasan ITTelkom Surabaya, Dr. Purnomo, yang menaungi ITTekom optimis lembaga pendidikan yang dipimpinnya bisa berkembang. Mengingat ada pengalamannya dalam mengelola kampus lebih dari 28 tahun dirasa lebih dari cukup.

“Saya yakin, ITTelkom sudah sesuai dengan standar nasional maupun international,” ujarnya.

Meski begitu dalam tahap awal, ITTelkom sementara hanya membuka 1 kelas untuk setiap prodinya. Rencananya jumlah tersebut akan ditambah pada tahun depan.

“Dalam tahap awal ini, kami hanya membuka 1 kelas dari 7 prodi (program studi, Red) yang ada. Tahun depan minimal 1 prodi itu 2 kelas,” pungkasnya. (tra/rud)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gagal SBMPTN 2018, Jangan Putus Asa ya


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler