2009, Perdagangan RI-Korsel Anjlok

Senin, 24 Agustus 2009 – 14:46 WIB
JAKARTA- Krisis finansial global dan penurunan harga sejumlah komoditi berdampak besar terhadap perdagangan antara Indonesia-Korea Selatan.  Menurut Kepala Pusat Humas Departemen Perdagangan RI, Roberto Bintaryo dari hasil kunjungan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu ke Korsel, Minggu (23/8), diperoleh data hingga bulan April 2009 total perdagangan tercatat sebesar USD 3,2 miliar atau mengalami penurunan drastis dari tahun sebelumnya.

Sementara untuk nilai total perdagangan bilateral Indonesia-Korea pada tahun 2008 adalah USD 16 miliar, angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2007 yang hanya sebesar USD 10,8 miliar.

Untuk nilai ekspor Indonesia ke Korea pada tahun 2008, lanjut Robert,  mampu menembus angka USD 9,1 miliar dan impor Indonesia sebesar USD 6,9 miliarSedangkan pada tahun 2009 ekspor Indonesia sebesar USD 1,9 miliar dan impor sebesar USD 1,2 miliar

BACA JUGA: 2010, Pertamina Dongkrak Produksi Minyak

Ekspor Indonesia ke Korea tersebut, yakni mengekspor gas, minyak, batu bara, karet, produk kayu dan juga produk manufaktur seperti elektronik dan TPT.

Sekadar informasi, selain menghadiri pemakaman kenegaraan, Mendag juga menyempatkan diri untuk melakukan pertemuan bilateral dengan mitranya di Korea yaitu Mendag Kim Jong Hoon untuk membahas isu bilateral, regional dan multilateral. 

Dalam kerangka bilateral kedua menteri tersebut membahas bagaimana meningkatkan perdagangan dan investasi antara kedua negara
Antara lain dengan menggalakan kegiatan dibawah Joint Task Force (JTF) Indonesia-Korea yang sudah bergerak di berbagai bidang termasuk perdagangan dan investasi, energi, kehutanan, prasarana dan teknologi informasi.

“Dari hasil perbincangan tersebut, direncanakan agar JTF Indonesia-Korea dapat bertemu di tingkat Menteri sebelum akhir tahun ini,” tambah Robert.

Sementara itu, untuk hubungan regional, tambah Robert, kedua Menteri turut membahas mengenai kerjasama ASEAN dan ASEAN-Korea FTA yang telah ditanda-tangani di bidang barang, jasa-jasa dan investasi

BACA JUGA: Asumsi Harga Minyak di APBN Tak Aman

Kedua Menteri sepakat perjanjian tersebut harus lebih dimanfaatkan secara lebih baik
Sedangkan dalam isu multilateral WTO, kedua Menteri membahas mengenai putaran Doha dan prospek pertemuan di New Delhi awal September yang akan datang

BACA JUGA: Rupiah Menguat Tajam

(cha/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Satu Minimarket Berdiri, 20 Pedagang Mati


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler