2010 Air Setinggi Pinggang, 2014 Rumah Tinggal Atap

15 Ribu Rumah Terendam di Tiga Kecamatan

Selasa, 23 Desember 2014 – 20:08 WIB
Warga memanfaatkan gabus bekas sebagai alat transportasi saat terjadi banjir, Bandung, Senin (22/12). Meluapnya Sungai Citarum diakibatkan hujan deras yang lama dan merendam sejumlah wilayah di Bandung Selatan. Foto: dok/Radar Bandung/JPNN.com

jpnn.com - BALEENDAH - Banjir masih terjadi di Bandung Selatan, Selasa (23/12). Air yang menggenang di tiga Kecamatan yakni Dayeuhkolot, Bojongsoang dan Baleendah belum terlihat menyurut, bahkan karena hujan terus terjadi membuat air semakin meningkat. Di beberapa titik, air sudah mencapai ketinggian hingga tiga meter.

Carsiah (62) warga Kampung Cogasol RT 05/09 Kelurahan Andir, Kecamatan Bojongsoang mengungkapkan jika banjir kali ini lebih besar dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya. Menurutnya, banjir yang pernah dirasakannya pada 2010 cukup besar, namun pada tahun ini banjir lebih besar lagi dari 2010 silam.

BACA JUGA: Honorer K2 di Magelang Siapkan Aksi agar Dijadikan CPNS

"Kalau tahun 2010, di rumah ketinggian air hanya setinggi pinggang, sekarang rumah terendam yang kelihatan hanya atapnya saja," tutur Carsiah, ketika diwawancarai Radar Bandung (Grup JPNN), di lokasi pengungsian GOR Inkanas, Senin (22/12).

Akibatnya, seluruh barang miliknya terendam termasuk baju dan perlengkapan rumah tangga lainnya. Padahal, karena sudah terbiasa banjir, dia membuat tempat penyimpanan barang di rumahnya.

BACA JUGA: Lerai Polisi Berduel, Jari Telunjuk Ketua RW Putus

"TV juga sudah terendam, padahal saya membuat rak penyimpanan yang cukup tinggi. Baju juga hanya kebawa dua stel, semuanya terendam,"katanya.

Dia tidak sempat menyelamatkan barang-barang, pasalnya suaminya sedang sakit sehingga dia dan seluruh anggota keluarga terfokus untuk mengevakuasi suaminya, sehingga barang-barang di rumahnya habis terendam.

BACA JUGA: Dana Bagi Hasil Rugikan Daerah, Bupati Kukar Mengeluh

Carsiah berharap pemerintah bisa segera mengatasi banjir. Walau bosan dengan aktivitas rutin yang terjadi setiap tahun, namun Carsiah hanya bisa pasrah. Pasalnya ia dan keluarga tak memiliki biaya jika harus pindah.

"Inginnya pindah rumah. Tapi tidak punya uang. Jadi pasrah saja diam di Andir. Kalau musim kemarau betah hanya musim hujan saja suka banjir," ujarnya.

Sementara itu dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, kedalaman banjir di kawasan Dayeuhkolot telah mencapai dua meter. Sedangkan di Kelurahan Andir, Kecamatan Baleendah kedalaman banjir mulai dari 1,5 meter hingga 2,2 meter.

Banjir yang terparah berada di Kampung Cieunteung dengan ketinggian tiga meter. Banjir diprediksi masih akan terjadi hingga Januari 2015. Hujan dengan intensitas tinggi masih akan berlangsung hingga bulan depan.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Marlan mengatakan karena tingginya air, hingga saat ini tercatat lebih dari 15 ribu rumah terendam di tiga Kecamatan, yakni Dayeuhkolot, Baleendah dan Bojongsoang. Bahkan, karena air di beberapa Desa seperti Desa Dayeuhkolot, Andir dan Pasawahan sudah mencapai tiga meter maka listrik di tiga desa tersebut dipadamkan karena khwatir terjadi hubungan arus pendek.

Pengungsi korban banjir juga terus bertambah, hingga pukul 16.00, jumlah pengungsi di Tiga Kecamatan Sudah mencapai 1567 KK atau 5373 jiwa dimana 236 diantaranya blita, 83 lansia dan 13 ibu hamil.

Dayeuhkolot terdapat 14 titik pengungsian. Di antaranya di kantor kecamatan, Polsek dan mesjid Asshofiah, kantor Koramil, Pesantren Alhilmi, mesjid Almustopa dan beberapa lokasi lainnya yang cukup kering.

"Di Dayeuhkolot ada 660 KK atau 2002 jiwa yang mengungsi. Warga juga ada yang mengungsi di pom bensin serta kantor PLN," ujar Marlan.

Sedangkan di Baleendah lokasi pengungsian  tersebar Gor Kelurahan Baleendah, Gor Inkanas, mesjid RW 19 dan Gedung Wakawuri. di GOR Inkanas, terdapat 106 KK atau 412 jiwa yang mengungsi diantaranya terdapat 42 balita, 35 lansia dan satu orang ibu hamil, sementara di GOR Kelurahan Baleendah terdapat 304 KK atau 1282 jiwa diantarannya terdapat 78 balita, 27 lansia dan dua ibu hamil. Sementar di Bojongsoang jumlah pengungsi mencapai 367 KK atau 1287 jiwa diantaranya 94 balita, 17 lansia dan sepuluh orang ibu hamil. (mld)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sembilan CPNS K-2 tak Dapat NIP


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler