2010 jadi Tahun Maut Warga Afghanistan

Rabu, 02 Februari 2011 – 05:05 WIB

KABUL - 2010 menjadi tahun paling mematikan bagi warga sipil AfghanistanPernyataan itu dirilis Afghanistan Rights Monitor (ARM) kemarin (1/2) berdasar jumlah korban tewas di Bumi Opium itu selama setahun terakhir

BACA JUGA: Rabu Pagi, Evakuasi Perdana Tiba

Dalam waktu sekitar 12 bulan, tidak kurang dari 2.400 warga tak berdosa tewas akibat kontak senjata pasukan koalisi dan militan

     
"Segala hal terkait dengan perang meningkat pada 2010," terang ARM dalam laporan tahunannya seperti dilansir Agence France-Presse

BACA JUGA: Myanmar Rapat Parlemen setelah 20 Tahun

Jika dibandingkan dengan satu dekade lalu, saat militer Amerika Serikat (AS) menginvasi Afghanistan, jumlah warga sipil yang tewas tahun lalu mencetak rekor terbanyak


Sampai Desember lalu, jumlah warga sipil yang menjadi korban pertempuran pasukan koalisi dan militan mencapai 2.421 jiwa

BACA JUGA: Demonstran Mesir Galang Sejuta Massa

Jumlah tersebut 89 lebih banyak jika dibandingkan dengan data korban sipil yang tewas pada 2009

Menurut ARM, Taliban dan militan Afghanistan lainnya bertanggung jawab atas kematian 60 persen korban tewasSedangkan 21 persen lainnya tewas di tangan pasukan koalisi yang dipimpin AS"Pasukan Afghanistan bertanggung jawab atas kematian sekitar 12 persen lainnya," lapor ARM dalam keterangan resmi yang dipublikasikan kemarin ituSisanya, 7 persen, tewas akibat faktor-faktor lain di luar pertempuran

Selain merenggut 2.421 nyawa penduduk sipil, operasi militer di Afghanistan mengakibatkan sedikitnya 3.270 warga tak berdosa terluka"Mereka tewas dan terluka dalam serangkaian kontak senjata yang terjadi  Januari sampai Desember 2010 di seantero Afghanistan," ungkap ARMItu belum termasuk puluhan ribu warga sipil yang terpaksa mengungsi untuk menghindari pertempuranMereka biasanya mengungsi di desa-desa di kaki gunung yang menjadi tempat persembunyian militan

Organisasi HAM yang bermarkas di kota Kabul itu juga melaporkan adanya peningkatan jumlah pasukan keamanan sepanjang 2010Pasukan koalisi dan pasukan Afghanistan sama-sama menambah jumlah personelnya tahun laluPenambahan personel berkisar 350.000 orang

Tapi, seiring dengan bertambahnya jumlah personel keamanan tersebut, insiden terkait dengan keamanan juga meningkatTak tanggung-tanggung, menurut ARM, jumlah insiden keamanan yang terjadi naik 100 persen tiap pekan

Dalam laporannya, ARM juga menuding pasukan koalisi sengaja mengalirkan dana khusus untuk membiayai aksi kriminal kelompok militan AfghanistanKelompok-kelompok militan yang dibeli AS itu lantas diperintah memerangi TalibanTerutama di sepanjang perbatasan yang bergunung-gunung dan hanya bisa dijangkau lewat jalur darat

Langkah tersebut dinilai efektif karena selama ini operasi militer gabungan AS dan Afghanistan selalu gagal memberantas Taliban di sarangnya"Masyarakat setempat menjuluki kelompok-kelompok militan yang dibeli AS tersebut sebagai kelompok kriminal dan pemangsa warga sipilSelain itu, mereka kerap melakukan pelanggaran-pelanggaran HAM berat dalam masyarakat," lanjut ARM

Karena itu, kelompok independen tersebut mengimbau pemerintah untuk lebih tegas menyikapi hal ituSebab, jika tidak dihentikan, Afghanistan yang kini sudah menjadi medan perang akan menjelma jadi killing field(hep/c3/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Malaysia Mulai Adili Bajak Laut Somalia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler