2018 Jadi Tahun Pertarungan Sengit Industri Fintech

Senin, 01 Januari 2018 – 19:55 WIB
Ilustrasi handphone. Foto: AFP

jpnn.com, JAKARTA - Industri financial technology (fintech) berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Cakupannya semakin luas.

Bukan hanya jasa pembayaran dan pemberi pinjaman, bisnis start-up tersebut semakin luas hingga ke ranah arisan dan penyedia solusi.

BACA JUGA: Go-Jek Akuisisi 3 Perusahaan Financial Technology

Indonesia mempunyai potensi market yang luas untuk industri fintech.

Di antaranya, generasi milenial usia 25–35 tahun yang jumlahnya sekitar 40 persen dari total populasi.

BACA JUGA: Bank Asing Mulai Lirik Fintech

Mereka adalah generasi technology savvy yang empuk bagi perkembangan pasar industri fintech.

Mereka yang unbankable pun sangat menarik untuk ditawari pinjaman uang dari perusahaan fintech.

BACA JUGA: Terbitkan Aturan Fintech, BI Perkuat Larangan Bitcoin

Managing Director PT Digital Artha Media Fanny Verona mengatakan, 2018 akan menjadi arena pertarungan bisnis yang sengit bagi industri fintech.

”Semakin banyak orang membayar listrik pakai ponsel. Orang yang tidak punya uang pun hobi mengajukan kredit buat beli ponsel tipe keluaran terbaru,” jelas Fanny akhir pekan kemarin.

Segala kemudahan dan kecepatan yang ditawarkan fintech mampu menarik konsumen untuk semakin mengenal teknologi.

Terutama dalam memenuhi keperluan terkait dengan finansial.

Menurut Fanny, setelah Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatur fintech, industri pun semakin percaya diri untuk tumbuh.

Sebab, ada pengawasan dan payung hukum yang menaungi. (rin/c25/fal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Perbankan Tuntut Pengawasan Fintech


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler