BACA JUGA: Patrialis: Nazaruddin ke Ho Chi Minh
Dijelaskan, saat ini Kementerian Pertahanan (Kemenhan) melepas keberangkatan Delegasi Indonesia yang merupakan Tim bersama pemerintah Korea Selatan atau Program Manager Unit (PMU) KF-X/IF-X dalam rangka pembuatan pesawat jet tempur KFX (Korea Fighter Xperiment).
"Pelepasan delegasi Ini tidak lanjut dari penandatanganan perjanjian proyek dengan diikuti kontrak kerjasama atau Contract Agreement yang telah dilakukan pemerintah RI, dalam hal ini Kemhan RI dengan pemerintah Korea Selatan pada beberapa waktu lalu," kata Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro di gedung Kemhan, Senin (11/7).
Dikatakanya, program Manager Unit (PMU) KF-X/IF-X (Program TD, Phase), meliputi program Director yang diawaki Kapuslitbang Iptekhan Kemhan selaku Ketua, dan Dirtekind Ditjen Pothan Kemhan, sebagai wakil ketua
Dijelaskan, proyek pembuatan jet tempur KFX kedua negara memakan jangka waktu yang panjang dan terdiri dari beberapa fase
BACA JUGA: Mahfud MD Sebut MK Fenomenal
Menurutnya, setelah penandatangananan kontrak kerjasama, kedua negara akan memasuki fase technical development atau pengembangan teknis dalam kurun waktu setahun (2011-2012)."Setelah itu, pada awal 2013 kerjasama akan masuk dalam fase enginering development
BACA JUGA: Putusan Kasasi Prita Tidak Bulat
Pasca 2020 dua negara baru akan melakukan produksi pesawat jet tempur tersebut," jelasnya.Meski tahap produksi masih jauh alias 10 tahun, kedua negara sudah berbagi modal kerjasamaAnggaran awal yang dibutuhkan dalam kerjasama pengembangan pesawat jet tempur ini adalah US$50 juta untuk 2 tahun ke depanSaat ini sudah pembagian rancang bangun prototipe pesawat tempur 20 persen bagian Indonesia dan sisanya 60 persen dari pemerintah Korsel dan 20 persen lagi oleh Korea Selatan Aerospace LTD.
"Dari pembagian ini, imbalan yang akan diterima Indonesia berupa pelibatan PT DI dalam pembukaan KFX mendapatkan 50 unit KFX," ucap Purnomo.
Dikatakan Purnomo lagi, Pesawat tempur KFX ini akan berkursi tunggal dan disokong oleh mesin kembar setara dengan kelas general elctric F414 atau snecma M88 yang digunakan pada F/A-18E/F Boieng dan Dassault Rafale.
"Bila kerjasama Indonesia Korsel berhasil maka pesawat tempur yang awalnya berkode KFX tersebut akan berganti nama menjadi F33 dan diharapkan mampu mendongkrak kekuatan AU serta meningkatkan daya tawar Indonesia dalam pergaulan Internasionshare 20 persen Indonesia atau US$ 10 juta dan 80 persen Korea atau US$40 juta," tandas Purnomo.(kyd/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... SBY: RI Berhasil Lewati Transisi Demokrasi
Redaktur : Tim Redaksi