2020, Kemendes PDTT Bakal Digitalisasi 10.629 BUMDes

Senin, 20 Juli 2020 – 17:17 WIB
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar alis Gus Menteri. Foto: Humas Kemendes PDTT

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar mengikuti Rapat Koordinasi terkait ekonomi yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Panjaitan, Senin (20/7/2020).

Dalam rapat yang digelar secara virtual, Menteri Halim melaporkan perkembangan digitalisasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

BACA JUGA: Gus Menteri Ajak Mahasiswa Bersama Membangun Desa

Gus Menteri, sapaan akrabnya, memaparkan, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) telah selesai Profiling sekitar 27.000-an BUMDes sebelum pandemi Covid-19.

"Selama Covid-19 masih bertahan 10.629 BUMDes dengan total transaksi Rp 308 miliar," kata Doktor Honoris Causa dari UNY ini.

BACA JUGA: Pariwisata Lesu, Desa di NTB Mulai Hasilkan Omzet Puluhan Juta dari Bertani

Target Kemendes PDTT dalam waktu dekat ini adalah mengembalikan kinerja positif BUMDes yang telah kerja sama dengan Marketplace sebanyak 53 BUMDEs perdagangan.

Kemudian, kata Mantan Ketua DPRD Jawa Timur ini, untuk lebih mengukuhkan keberadaan BUMDes agar lebih kredibel, Kemendes PDTT kembali lakukan registrasi ulang.

BACA JUGA: Memutus Kemiskinan Lewat Pertanian, UMKM dan Penguatan Desa

"BUMDes yang masih ada transaksi maupun yang sudah tidak ada, kami minta registrasi agar pendampingan kami enak dan efektif," kata Pria Kelahiran Jombang ini.

Kemendes PDTT kemudian juga menggandeng Bank milik Pemerintah seperti BNI dan BRI, termasuk Marketplace serta Perguruan Tinggi untuk pendampingan BUMDes.

Harapannya, kata Gus Menteri, tahun 2020 ini, upaya maksimalnya adalah genjot 10.629 BUMDes yang masih bertransaksi sudah masuki era digitalisas.

Sebelumnya, Gus Menteri mengatakan, BUMDes tahan pandemi covid-19 tersebut merupakan BUMDes yang berdiri atas dasar inisiatif masyarakat yang telah melalui telaah ekonomi dan bisnis.

Berbeda dengan BUMDes yang berdiri karena program pemerintah kabupaten, menurutnya, cenderung tidak mampu bertahan.

“BUMdes yang bertahan ini ternyata semua berdiri atas dasar telaah atas ekonomi dan bisnis yang dilakukan. Artinya ini berdiri karena telaah tingkat kebutuhan masyarakat, bukan karena program pemerintah kabupaten. Makanya revitalisasi ini kita gunakan sistem buttom up bukan top down,” kata Gus Menteri.

Turut hadir dalam Rapat Koordinasi ini Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Menteri Pariwisata Whisnutama dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.(ikl/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler