jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) akan mendorong pengembangan peternakan modern berbasis teknologi presisi yang mampu memproduksi kebutuhan dalam negeri secara konsisten.
Hal ini disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) saat membuka Rapat Koordinasi Teknis Nasional (Rakorteknas) Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Rabu (25/1).
BACA JUGA: Mentan Syahrul Dorong Pengembangan Pertanian Terpadu di Bogor, Ini Tujuannya
"Peternakan modern harus kami dorong. misalnya kandangnya tidak bau, setiap hari berproduksi dan kandangnya sudah terintegrasi dengan pengolahan," katanya.
Menurut Mentan SYL, peternakan dunia saat ini dalam kondisi yang terpuruk akibat pakan ternak yang sulit, karena tersapu banjir dan cuaca ekstrem.
BACA JUGA: Lantik 31 Pejabat Pratama, Mentan SYL Minta Kerja Lebih Cepat
Dia mengatakan hal itu terjadi di seluruh dunia yang berdampak langsung pada alur distribusi.
"Ini yang menyebabkan dunia mengalami inflasi tinggi. Tapi kita ada 270 juta orang yang makan daging. Ini harus kami pikirkan dan menjadi tanggung jawab," katanya.
BACA JUGA: Hasto PDIP Sebut Mentan Syahrul Tidak Mampu Baca Data, Sebaiknya Diganti Saja
Oleh Karena itu, Mentan SYL berharap kolaborasi dan sinergitas pemerintah daerah dan pusat terus diperkuat untuk menjaga produksi yang ada dalam menguatkan ketahanan produk ternak Indoensia.
Terutama dalam hal pembagian tugas dan fungsi kerja masing-masing unit kerja.
"Pembagian tugas sangat penting untuk menentukan langkah apa yang akan kita ambil. Misalnya dirjen apa, gubernur apa, kadis apa, direktur apa dll. Bagi bagi tugas penting dan harus dikontrol efektivitasnya," tuturnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Nasrullah mengatakan bahwa pemerintah menyusun strategi dalam menghadapi krisis pangan dunia.
Adapun strategi itu di antaranya peningkatan kapasitas produksi pangan untuk komoditas daging sapi, kerbau, ayam ras, ayam buras, dan babi.
"Kemudian kami juga melakukan pengembangan terhadap pangan substitusi impor seperti daging domba/kambing dan itik untuk substitusi daging sapi," tuturnya.
Disisi lain, kementan juga terus meningkatan kapasitas produksk dan peningkatan laju ekspor seperti produk sarang burung walet, ayam, dan telur ayam ke berbagai negara di Asia.
"Kami akan mengembangkan komoditas ternak prioritas berbasis korporasi, presisi, dan terintegrasi melalui sinergi pelaku usaha dengan program penyediaan ternak 10 juta ekor," ungkap Mentan SYL. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Krisis Dunia Melanda, Mentan SYL Bersyukur Sektor Pertanian Bisa Kendalikan Inflasi
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian