jpnn.com - CIANJUR - Sebanyak 209 warga Desa Wargasari dievakuasi petugas gabungan Kecamatan Kadupandak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, akibat pergerakan tanah yang terus meluas.
Pergerakan tanah itu telah menyebabkan 63 rumah rusak dan puluhan lainnya terancam.
BACA JUGA: Lantik Pj Bupati Bandung Barat, Bey Machmudin Ingatkan soal Pergerakan Tanah
Sekretaris Kecamatan Kadupandak Mumuh Parhamubin mengatakan pergerakan tanah sudah terjadi pada Jumat (22/11) setelah hujan turun deras, sehingga warga diminta waspada dan segera mengungsi terutama saat malam hari.
"Pada Sabtu petang pergerakan tanah terus meluas dan merusak puluhan rumah warga, sehingga kami melakukan evakuasi warga dari dua kampung ke lokasi pengungsian yang dibangun di area kantor Desa Wargasari," katanya saat dihubungi Minggu (24/11).
BACA JUGA: Korban Tanah Bergerak di Tulungagung Ramai-Ramai Mengungsi
Pergerakan tanah bahkan membuat lima rumah berlantai dua milik warga ambruk pada Minggu (24/11) pagi.
Sekitar 63 kepala keluarga terdiri atas 209 jiwa yang semula mengungsi ke rumah sanak saudaranya dievakuasi ke lokasi pengungsian yang dibangun petugas gabungan.
BACA JUGA: Kasus Pemilik Saham BPR Fianka Cairkan Deposito Nasabah, OJK Riau Bergerak
Hal tersebut dilakukan karena hujan yang kembali turun deras pada Minggu siang dengan intensitas lebih dari dua jam.
Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan warga terpaksa diungsikan ke tempat yang dinilai aman.
"Saat ini dua tenda besar yang terpasang di dekat kantor desa sudah dapat digunakan untuk warga mengungsi sementara, bahkan BPBD dan Dinas Sosial Cianjur sudah mendirikan posko termasuk dapur umum," ungkapnya.
Pihaknya bahkan sudah berkoordinasi dengan dinas terkait di Pemkab Cianjur, PMI Cianjur dan Baznas Cianjur untuk menyalurkan logistik ke lokasi pengungsian, guna meringankan beban warga termasuk untuk membantu kelancaran dapur umum.
"Kami juga berkoordinasi dengan pusat layanan kesehatan untuk membangun posko kesehatan di lokasi pengungsian agar warga yang membutuhkan pelayanan kesehatan tidak perlu jauh ke puskesmas," katanya.
Dia menambahkan pergerakan tanah di wilayah tersebut juga menyebabkan jalan penghubung antardesa di Desa Wargasari terputus karena amblas dan beberapa belas meter di antaranya terutup longsor.
"Untuk saat ini jalan penghubung antardesa hanya bisa dilewati kendaraan roda dua, karena di beberapa titik landasan jalan amblas dan tertutup longsor akibat pergerakan tanah," ungkapnya.
Seiring masih tingginya curah hujan di wilayah selatan, pihaknya meminta warga di wilayah rawan bencana termasuk terancam pergerakan tanah meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan serta segera mengungsi jika melihat tanda alam akan terjadi bencana.
"Kami sudah menyebar Relawan Tangguh Bencana (Retana) di setiap desa di Kadupandak untuk melakukan pengawasan dan membuat laporan terkait situasi terkini di wilayah kerjanya masing-masing sebagai upaya cepat penanganan ketika terjadi bencana," katanya. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi