25 Karya Terbaik BMI Dibukukan, Yeni Fatmawati: Isinya Menggetarkan Jiwa

Minggu, 30 Juli 2017 – 22:01 WIB
Yeni Fatmawati Fahmi Idris (berjilbab, baju oranye, duduk di tengah) penggagas Lomba Menulis Buruh Migran bersama Konjen RI di Hongkong saat me-launching lomba. Foto: Istimewa for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Buruh migran Indonesia (BMI) kini memiliki referensi. Sebanyak 24 hasil karya terbaik tulisan BMI hasil lomba menulis tingkat internasional yang diselenggarakan oleh ICLaw dan satu karya tidak dilombakan akan dibukukan.

Yeni Fatmawati Fahmi Idris selaku penggagas dan pemrakarsa lomba menulis kisah Berhikmah BMImengatakan, lomba karya tulis ini digelar khusus untuk para buruh.

BACA JUGA: Oso: Yang Masih Punya Ibu, Bersyukurlah

Tidak hanya kalangan BMI yang kini masih bekerja di luar negeri, tetapi juga yang telah kembali ke tanah air.

"Hasil karya tulisnya sangat bernas. Dari mengundang haru, menggetarkan jiwa, takjub, mencahayakan, komedi, dan kisah tentang buah manis kerja keras tercurah dalam tulisan yang dikirimkan," kata wanita yang pernah menduduki posisi penting di berbagai perusahaan multinasional itu, Minggu (30/7).

BACA JUGA: Kombes Argo Ingatkan Novel Baswedan Tak Rendahkan Kepolisian

Istri tokoh nasional Fahmi Idris itu menjelaskan, tulisan yang dkirimkan berisi tentang persaingan sengit, kecemburuan cinta dan sosial.

Ada pula kerinduan mendalam pada keluarga yang terbentengi jarak jauh, tragedi hinaan yang merendahkan harga diri, dan siksaan yang melukai tubuh.

BACA JUGA: Olala! Usai Habiskan Semangkuk Rawon, Kaki Pak Oso Langsung Bergoyang

"Berhikmah BMI mempunyai perhatian besar di bidang literasi sastra dan seni rupa mengungkapan dari sisi positifnya. Substansi tulisan para BMI pemenang lomba bisa dijadikan guru kehidupan yang mengedukasi untuk menjadi manusia jujur, religius, dan pemicu etos kerja serta menumbuhkan toleransi dan kasih sayang," tutur wanita yang juga berprofesi sebagai pengacara itu.

Wanita berhijab itu berharap tulisan para BMIdapat bermanfaat sebagai panduan autentik bagi siapa saja yang ingin bekerja di luar negeri, tentunya melalui BMI formal (bekerja di perusahaan/lembaga) maupun BMI nonformal (bekerja di lingkup domestik/rumah-tangga).

"Misi mengusung gerakan edukasi berpikir kritis-kreatif dan terapi melalui pena untuk BMI inilah yang ingin kami wujudkan bagi calon-calom BMIyang ingin berkerja di luar negeri," ujar managing partner ICLaw itu.

Sementara itu, Ketua Pelaksana Lomba Naning Pranoto menambahkan, karya tulis peserta lomba dibuka mulai 1 April hingga 1 Juli 2017.

Peserta berasal dari BMI formal maupun BMInonformal. Peserta lomba berkisah tentang pengalaman kerja mereka di Hong Kong, Taiwan, Korea Selatan, Malaysia, Singapura, Arab Saudi, Riyadh, Belanda, Dubai, Australia-Amerika, dan New Zealand.

"Kami menerima banyak sekali naskah yang dikirimkan. Naskah yang masuk itu diseleksi oleh dewan juri menjadi 24 Karya unggulan. Kemudian, dari 24 karya unggulan tersebut dipilih tiga pemenang yang akan diterbitkan sebagai buku bersama 24 karya unggulan lainnya," kata Naning.

Naning menjelaskan, penilaian karya tulis mengacu pada isi dan bobot hikmah, retorika dan bahasa, struktur kalimat, format, dan panjang tulisan sesuai ketentuan lomba.

"Jadi, sekitar 70 persen dari peserta lomba menulis kisahnya lebih dari sepuluh halaman (maksimal ketentuan). Bahkan, ada yang panjangnya hingga 27 halaman. Meskipun demikian kisah panjang yang isi dan bobotnya berhikmah serta menginspirasi pembaca, oleh dewan juri dimasukkan dalam karya unggulan," kata Naning.

Karya-karya tersebut akan disunting oleh editor dan dimuat menjadi bagian dari isi buku yang diterbitkan.

Buku itu nantinya sebagai bahan informasi kepada peserta lomba dan masyarakat luas yang bertujuan untuk menumbuhkan minat menulis.

Selain itu, juga menyuburkan perkembangan gerakan literasi bagi BMI di mana pun berada.

Dalam rapat dewan Juri yang diketuai Naning Pranoto dengan anggota Adri Darmaji Woko, Didien Pradoto, Shinta Miranda, Yeni FatmawatiFahmi Idris dan Yeni Mulati Achmad (Afifa Afra) memutuskan karya tulis yang menjadi pemenang adalah sebagai berikut:

Pemenang pertama dengan judul Minoritas Pangkat Tiga karya Erin Cipta asal Cilacap Jawa Tengah yang pernah bekerja sebagai perawat lansia di Taiwan tahun 2012 – 2015.

Dia berhak mendapat hadiah uang tunai Rp 5 juta plus piagam penghargaan ICLaw Golden Pen Award dan buku hasil lomba.

Pemenang kedua dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang Bagi BMI di Negeri Ginseng karya Hasan Sanusi yang kini bekerja dan kuliah di UT Korea Selatan.

Atas karya ciptanya, Sanusi meraih uang tunai Rp 3,5 juga piagam penghargaan ICLaw Golden Pen Award dan buku hasil lomba.

Pemenang ketiga berjudul Kisah Tentang Meramu Kepercayaan karya Etik Purwani asal Blitar Jawa Timur.

Pengalaman bekerja di Singapura dan Hong Kong membuatnya mendapatkan hadiah uang tunai Rp 2,5 juga piagam penghargaan ICLaw Golden Pen Award dan buku hasil lomba.

Selain itu, karya tulis yang terpilih sebagai 22 karya unggulan, masing-masing mendapat Piagam Penghargaan ICLaw Golden Pen Award dan buku hasil lomba. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... WN Tiongkok Jadi Penjahat di Indonesia, Dihukum Dahulu sebelum Dideportasi


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler