jpnn.com, MALI - Sebanyak 25 tentara Mali tewas dan 60 lainnya hilang setelah tersangka garis keras menyerang dua kamp militer di Mali tengah pada Senin.
Informasi ini disampaikan dalam pernyataan pemerintah setempat. Korban merupakan yang paling menderita dari pasukan Mali sepanjang tahun ini saat pihaknya berjuang membendung kelompok garis keras yang terkait dengan Al Qaida atau ISIS, yang melancarkan operasi di sejumlah wilayah Mali dari tempat mereka meluncurkan serangan di seluruh Sahel.
BACA JUGA: Biadab, Serangan Udara Saudi Bunuh 7 Bocah Yaman
Otoritas sebelumnya mengatakan pos militer di Boulkessi dan Mondoro menjadi sasaran, tetapi tidak mengindikasikan jumlah korban tewas.
"Di kalangan FAMA (pasukan bersenjata Mali) jumlah korban sementara yakini, 25 tentara tewas, empat terluka, sekitar 60 hilang dan peralatan berat raib," kata pemerintah pada Selasa.
BACA JUGA: ISIS Akui Serangan Teror yang Tewaskan 24 Tentara
Sebagai respons, militer meluncurkan operasi gabungan dengan pasukan negara tetangga Burkina Faso, yang didukung pasukan Prancis yang ditempatkan di kawasan tersebut, katanya.
Negara Afrika Barat terjerat konflik sejak 2012 saat kelompok garis keras membajak pemberontakan etnis oleh Tuareg di wilayah utara.
BACA JUGA: Makin Banyak Tentara Bunuh Diri, Pentagon Panik
Baru-baru ini kekerasan bergeser ke Mali tengah, tempat pertempuran antara petani dan penggembala juga melonjak sepanjang tahun ini.
Kelompok garis keras mengeksploitasi permusuhan etnis di Mali dan negara tetangga untuk menggencarkan perekrutan anggota. (reuters/antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia