27 Tahun Berkiprah, BSN Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Rabu, 27 Maret 2024 – 10:18 WIB
Kepala BSN Kukuh S. Achmad menyampaikan peran penting standardisasi dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Foto Humas BSN

jpnn.com, JAKARTA - Badan Standardisasi Nasional (BSN) di usia ke-27 tahun telah memberikan dampak ekonomi di Indonesia.

Pada perayaan HUT-nya yang jatuh pada 26 Maret 2024, BSN berbicara tentang apa dampak standardisasi bagi ekonomi di Indonesia. 

BACA JUGA: BSN: 549.970 Produk UMK akan Menggunakan Tanda SNI, Gratis

Kepala BSN Kukuh S. Achmad mengungkapkan Centre for Economics and Business Research (Cebr) London, UK, untuk International Organization for Standardization (ISO) yang dirilis pada Juli 2023 menyatakan standardisasi ternyata berpengaruh terhadap 21,2% dari pertumbuhan produktivitas tenaga kerja dan 14,5 persen dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia. 

Dalam laporan itu, lanjut Kukuh, analisis yang dilakukan mencakup periode antara 1994 hingga 2019 di Indonesia dan mengikuti kerangka metodologis ISO untuk mengeksplorasi dampak jumlah standar terhadap tenaga kerja.

BACA JUGA: BSN: Pilih Pelumas Berlabel SNI, Dijamin Aman Berkualitas 

"Temuan menunjukkan bahwa peningkatan 1 persen dalam jumlah standar terkait dengan peningkatan 0,16 persen dalam produktivitas tenaga kerja selama periode yang dinilai," terangnya. 

Pertumbuhan jumlah standar itu juga berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

BACA JUGA: Sepanjang 2023, BSN Menetapkan 531 SNI Baru

Antara tahun 1994 dan 2019, jumlah standar di Indonesia tumbuh dengan rata-rata 6,1% per tahun, sedangkan pertumbuhan rata-rata tahunan produktivitas tenaga kerja adalah 4,5%. 

"Ini menunjukkan standardisasi terkait dengan 21,2 persen dari pertumbuhan produktivitas tenaga kerja dan 14,5 persen dari pertumbuhan PDB di Indonesia selama periode tersebut,  sambung Kukuh. 

Menurut Kukuh, standar dapat membantu industri mengatasi berbagai tantangan yang jika tidak diatasi akan menghasilkan hasil yang kurang optimal bagi pelaku bisnis, pembuat kebijakan, dan konsumen.

“Standar memiliki peran dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi bisnis dengan mengurangi biaya produksi, memperluas peluang pasar, dan meningkatkan efektivitas secara keseluruhan dalam memproduksi barang dan jasa,” ujar Kukuh.

Standar memiliki peran yang saling terkait dengan faktor-faktor lain, seperti kemajuan teknologi dan inovasi.

Oleh karena itu, standar tidak hanya memiliki dampak langsung pada produktivitas tenaga kerja, tetapi juga mendorong faktor-faktor lain. 

Kukuh menambahkan BSN banyak menerima testimoni dari pelaku usaha setelah mereka menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI). 

Dua perusahaan penerima SNI Award Peringkat Platinum tahun 2023, PT Pertamina Lubricants, dan Penerima SNI Award Peringkat Emas, PT Schneider Indonesia, contohnya.

Mereka, lanjut Kukuh, menyampaikan bahwa dengan menerapkan standar, secara tidak langsung akan meningkatkan brand value dan market share perusahaan. 

“Mereka mengakui dengan SNI dapat mendorong inovasi dan efisiensi dalam proses produksi. PT Pertamina Lubricants terus berupaya mengembangkan produk dan layanan dengan teknologi dan metode yang mematuhi standar, meningkatkan kualitas dan efisiensi produksi,” tambah Kukuh.

Oleh karena itulah, Kukuh menegaskan bahwa standar terbukti memiliki peran yang penting dalam ekonomi Indonesia.

Kontribusi standar terhadap PDB Indonesia, meskipun berada di bagian rentang tengah hingga bawah, tetaplah signifikan dalam konteks pertumbuhan ekonomi. (esy/jpnn) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... BSN Anugerahi Garudafood 2 Penghargaan SNI Award 


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler