270 Ribu Orang Indonesia Buta karena Kerusakan Kornea

Jumat, 27 September 2024 – 21:29 WIB
Ki-Ka: Dr. dr. Johan A. Hutauruk, Sp.M (K), MD., selaku ketua Indonesian Cornea Society (INACORS) dan Advisors Indonesian Society of Cataract and Refractive Surgery (INASCRS), President INASCRS Dr. Hadi Prakoso, Sp.M (K), MD. Foto Mesya/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) memperkirakan 1 dari 1000 penduduk di Indonesia atau 270 ribu dari 270 juta masyarakat mengalami kebutaan akibat kelainan kornea.

Diperkirakan hingga 2020, sekitar 3,7 juta orang di Indonesia mengalami kebutaan yang disebabkan oleh beberapa kondisi medis tertentu. 

BACA JUGA: Waduh, Polusi Udara Bisa Mengakibatkan Kebutaan, Ini 5 Tips Melindungi Mata Anda

"Kondisi itu, seperti katarak, kelainan refraksi, glaukoma, retinopati diabetik hingga kelainan kornea," kata Dr. Sharita R. Siregar, Sp.M (K), MD, Coordinator Cornea, Indonesian Society of Cataract and Refractive Surgery (INASCRS), Jumat (27/9).

Sharita yang juga Sekretaris, Indonesia Cornea Society (INACORS) menjelaskan kornea adalah lapisan transparan di bagian terluar mata yang berfungsi untuk melindungi mata dari paparan benda asing, menyaring sinar UV, dan mengatur fokus terhadap cahaya.

BACA JUGA: Waspada! Penyakit ini Bisa Mengakibatkan Kebutaan

Ketika kornea mengalami kerusakan atau terkena suatu penyakit, maka penglihatan mengalami gangguan dengan gejala ringan hingga parah atau bahkan kebutaan.

“Kerusakan pada kornea dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti degenerasi kornea, kelainan genetik, infeksi dan trauma. Jika kornea menjadi keruh, mata sensitif terhadap cahaya (photophobia), mata terasa perih, dan banyak mengeluarkan air mata, maka segera periksakan diri dan konsultasi ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan lebih lanjut," tuturnya.

BACA JUGA: 3 Tips Mencegah Kebutaan Akibat Diabetes

Dia mengatakan, transplantasi kornea atau keratoplasti menjadi harapan baru bagi mereka yang mengalami kebutaan akibat kerusakan kornea. Caranya, melalui suatu prosedur bedah untuk mengganti lapisan kornea yang rusak atau sakit dengan kornea sehat dari donor.

Secara garis besar transplantasi kornea terbagi atas transplantasi kornea total (penetrating keratoplasty), di mana seluruh lapisan kornea diganti dengan yang baru. Juga transplantasi kornea sebagian (lamellar keratoplasty), hanya sebagian lapisan kornea terganggu akan diganti.

“Kebutuhan akan donor kornea sangat tinggi di Indonesia, tetapi, kurangnya edukasi dan kesadaran untuk menjadi donor kornea serta keterbatasan fasilitas kesehatan memadai menyebabkan kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan," kata Dr. dr. Johan A. Hutauruk, Sp.M (K), MD, Advisors INASCRS dan Ketua INACORS.

Oleh karenanya, melalui The 7th Indonesian Society of Cataract and Refractive Surgery (INASCRS) Biennial Meeting, pihaknya mempromosikan pengembangan kesehatan mata dengan pertukaran teknologi inovatif, penelitian, dan praktik, serta pembangunan kapasitas, khususnya untuk dokter mata muda.

President Indonesian Society of Cataract and Refractive Surgery (INASCRS) Dr. Hadi Prakoso, Sp.M (K), MD., mendorong masyarakat untuk mau mendonorkan kornea matanya dengan  cara mendaftarkan diri di bank mata. Selama ini, masyarakat Amerika yang paling banyak mendonorkan kornea matanya. 

"Bank mata tidak akan mengambil mata orang yang masih hidup. Ketika sudah meninggal, baru kornea matanya yang diambil dan didonorkan kepada orang lain sehingga bisa melihat kembali," terangnya. 

Tahun ini, pertemuan INASCRS dilaksanakan bersamaan dengan The 9th Asia Cornea Society (ACS) Biennial Scientific Meeting 2024 dengan tujuan untuk menyediakan sarana pembelajaran dan kolaborasi antardokter spesialis mata.

Hal itu untuk mendorong pertumbuhan ekosistem oftalmologi yang akan membantu mengatasi tantangan dalam meningkatkan jumlah ahli bedah kornea di Indonesia.

Dalam acara tersebut, INASCRS dan ACS juga menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) yang meliputi kerja sama khususnya dalam pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kornea, melakukan penelitian bersama, meningkatkan akses ketersediaan donor kornea di Indonesia dan menandai dimulainya afiliasi dalam penyediaan, pelatihan, dan informasi terkait kornea.

“Selain itu, melalui Indonesian Cornea Society (INACORS) yang merupakan organisasi khusus kornea di bawah naungan INASCRS dan Persatuan Dokter Mata Indonesia (PERDAMI), kerja sama ini akan menginisiasi pengumpulan dan pelatihan dokter mata yang memiliki ketertarikan di bidang bedah kornea sehingga dapat meningkatkan jumlah dokter spesialis bedah kornea di Indonesia,” tambahnya.

Sementara itu, Prof. Donald Tan, Secretary General, Asia Cornea Society (ACS), mengaku senang dapat menjadi tuan rumah bersama INASCRS dalam forum internasional untuk membahas tantangan mendesak terkait kebutaan kornea dan masalah kornea di Asia. 

"Kami berharap dapat memfasilitasi para dokter spesialis mata untuk saling berbagi ilmu dan memperluas jaringan internasional dalam mendorong transformasi dan memperbarui lanskap perawatan medis untuk kornea di Indonesia pada khususnya dan di Asia pada umumnya," katanya. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler