3 Aksi Spontan Presiden Jokowi di Papua yang Membekas di Hati

Senin, 11 Oktober 2021 – 20:56 WIB
Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar saat mendampingi Presiden Joko Widodo meninjau area perkebunan di Papua. (ANTARA/Dokumentasi Pribadi)

jpnn.com, JAKARTA - Staf Khusus Presiden asal Papua Billy Mambrasar menyebut setidaknya ada tiga aksi spontan Presiden Joko Widodo saat menyapa masyarakat Papua, yang sangat membekas di hati.

Presiden Jokowi diketahui melakukan kunjungan kerja ke Papua awal Oktober.

BACA JUGA: Efektivitas Vaksin ini Cegah COVID-19 Hanya 47 Persen Setelah 6 Bulan

"Ini memang bukan pengalaman pertama saya mendampingi Presiden Joko Widodo kunjungan kerja, karena sebelumnya, saya telah diajak melakukan kunjungan kerja di beberapa provinsi dan kabupaten lain di Indonesia," ujar Billy dalam keterangannya, Senin (11/10).

Namun, kata dia, ada sesuatu yang istimewa dari kunjungan kali ini.

BACA JUGA: Cara Jitu Mengobati Dengkuran Saat Tidur, Sederhana Sekali

Selain dilakukan di tanah kelahiran Billy, kunjungan kerja Presiden di Papua merupakan kunjungan kerja dengan durasi terlama.

"Oleh sebab itu, saya berkesempatan menyaksikan beberapa momen spontan aksi humanis presiden dengan orang Papua, yang tidak tertangkap kamera wartawan atau pers."

BACA JUGA: Reaksi Yusril Sungguh Tak Terduga Disebut Pengikut Pemikiran Hitler

"Saya bersyukur kepada Tuhan, diberi kepercayaan untuk mendampingi beliau, sehingga bisa melihat langsung dari dekat," katanya.

Billy kemudian menyebut setidaknya tiga aksi spontan Presiden Jokowi yang sangat membekas di hatinya.

Yaitu, saat presiden turun dari mobil menuju ke tempat mama-mama berjualan tas rajutan asli Papua atau noken.

Billy mengatakan ada aksi yang sangat mengharukan baginya, saat melihat presiden memperbaiki tata letak jualan noken milik mama tersebut, yang digantung berdasarkan warna dan desain.

"Beliau melakukannya dengan cepat dan namun teliti, sebelum kemudian berinteraksi kembali dengan mama-mama penjual dan membeli noken," ucapnya.

Aksi spontan kedua, terjadi di Kota Sorong, tepatnya di samping lahan pertanian Jagung.

Saat mengunjungi para petani, presiden berhenti sejenak saat seorang anak dengan logat Papua yang cukup kental berteriak “Pace Jokowi, woiii!! Mari dolo, mari dolo!!”.

Billy mengatakan hal tersebut sempat terdengar tidak sopan didengar oleh rombongan yang mendampingi presiden.

Namun, Jokowi berhenti sejenak, tersenyum menembus rumput rawa-rawa dan melambai ke arah anak tersebut.

"Tidak ada rasa tersinggung, atau rasa terganggu yang ditunjukkan Pak Jokowi saat itu."

"Beliau bahkan sempat berjalan menuju ke anak tersebut, akan tetapi diperingatkan oleh Bupati Sorong bahwa jalan tersebut lembek dan rawanya dalam serta cukup berbahaya."

"Akhirnya presiden yang telah setengah jalan berjalan kembali, lalu memberikan kode agar anak tersebut berputar dan bertemu dengan beliau di Jalan yang lebih padat," ujar Billy.

Presiden, kata dia, kemudian memberikan baju kaus dan buku kepada anak tersebut.

Aksi ketiga, terjadi sebelum momentum presiden memberikan jaket kepada anak remaja Papua di Kota Sorong.

"Saat itu ada seorang Ibu yang mendorong anaknya untuk maju, yang kemudian oleh presiden ditahan di bagian bahu anak tersebut, untuk membantu menjaga kestabilannya berdiri."

"Paspampres sempat menegur Ibu tersebut, bahwa hal yang dilakukan terhadap anaknya berbahaya."

"Presiden tetap berfoto bersama dengan anak itu dan ibunya dan memberikan buku dan kaus kepada keduanya, dan melepas mereka dengan senyuman," katanya.

 

Makna Aksi Presiden

Billy mengatakan ada makna khusus dari tiga aksi spontan presiden di Papua yang tidak terekam kamera itu.

Untuk aksi pertama, saat memperbaiki tata letak noken, presiden yang pernah menjadi pengusaha mebel kecil tampak memahami perjuangan pelaku usaha kecil.

"Pak Jokowi mengatur agar noken yang desainnya lebih menarik dan warna lebih terang, diletakkan di bagian depan, agar menarik perhatian orang-orang yang lewat untuk membeli barang jualan mama-mama tersebut," kata Billy.

Dalam aksi kedua, Billy mengatakan presiden dapat memahami aksi anak-anak yang belum mengerti tentang ukuran sopan dan tidak sopan dan masih dalam proses belajar.

"Presiden memahami anak tersebut hanya mengekspresikan kekaguman dan keinginannya untuk berekspresi," kata Billy.

Sedangkan pada aksi ketiga, spontanitas presiden untuk menahan keseimbangan anak yang didorong oleh ibunya, menurut Billy merupakan naluri alamiah presiden untuk melindungi.

"Tidak juga beliau merasa geram dengan perilaku ibunya, beliau berfoto dan memberikan souvenir kepada keduanya. Momen ini pun begitu cepat, sehingga luput dari rekaman foto dari wartawan yang ada," kata Billy.

Dia menyampaikan dari tiga aksi di Papua, terlihat apa yang dilakukan Presiden Jokowi untuk Bangsa Indonesia, khususnya untuk Tanah Papua dan Orang Papua, didasari empati penuh kasih.

"Empati penuh kasih adalah sebuah dasar utama menjadi seorang pemimpin, untuk membuat perubahan besar, untuk membangun dan memajukan orang lain."

"Dalam kepemimpinan, pintar bukan yang utama, kekuasan bukan yang absolut, akan tetapi kerendahan hati, dan ketulusan, itulah yang menjadi dasar kepantasan dan kemampuan seseorang, untuk disebut pemimpin," pungkas Billy Mambrasar. (Antara/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler