jpnn.com, BANDUNG - Insiden terjadi di Stasiun Bandung, pada pukul 08.39 WIB, Rabu (24/1) kemarin. Kereta api Argo Parahyangan anjlok. Beruntung sebanyak 475 penumpang selamat.
”Semua penumpang tidak ada yang cedera mereka dalam posisi aman. Luka-luka pun tidak ada,” kata Manager Humas PT KAI (Persero) Daop 2 Bandung, Joni Martinus, seperti dikutip dari Bandung Expres.
BACA JUGA: Produksi Padi Surplus, Parimou Lumbung Beras Indonesia Timur
Joni menjelaskan, sebenarnya kereta itu sudah pada posisi siap untuk henti dan masuk stasiun. Namun, pada saat kereta dalam proses henti secara sempurna di peron, tiga dari sepuluh gerbong tiba-tiba anjlok. Ketiga gerbong itu yakni nomor dua, tiga dan empat.
Meski demikian PT KAI memastikan tidak ada kereta yang mengalami gangguan atau keterlambatan. Semua kereta, baik yang akan berangkat atau datang dari Stasiun Bandung dipastikan aman. ”PT KAI memastikan tidak ada gangguan jadwal kedatangan maupun keberangkatan di Stasiun Bandung," kata Joni.
BACA JUGA: Korupsi Dana Desa, Pak Kades Dijemput Warga dari Rumahnya
Pasalnya, kereta tersebut anjlok di Jalur Enam. "Kami masih bisa menerima kedatangan dan keberangkatan dari jalur lain yaitu Jalur Satu sampai Jalur Lima. Namun akibat kejadian ini para penumpang harus berjalan sekitar 20 meter untuk menuju peron,” ungkap Joni.
PT KAI langsung bergerak cepat menurunkan alat berat untuk melakukan proses evakuasi. Joni menyebutkan anjloknya KA Argo diduga lantaran roda keluar dari jalur rel. ”Roda kereta keluar dari jalur rel, bahkan gerbong kereta sampai miring nyaris terjatuh,” sambungnya.
BACA JUGA: Taksi Online Ditempeli Stiker, Menurut Anda Bagaimana?
Imbasnya, para penumpang di tiga gerbong itu tidak sampai turun di peron, dan harus berjalan sejauh 20 meter. Dengan insiden tersebut, PT KAI meminta maaf pada para penumpang. ”Kami meminta maaf atas kejadian ini," ujar Joni.
Terpisah pengamat transportasi publik asal ITB Sony Sulaksono melihat kejadian anjloknya kereta diduga karena adanya faktor nonteknis. ”Sepertinya non teknis karena kalau rel atau kereta yang tua enggak mungkin, karena itu baru diperbaiki enam tahun lalu," kata Sony saat dihubungi Jabar Ekspres.
Disinggung kaitan dengan umur kereta, dia menyebutkan tidak mungkin. Karena menurut apa yang dia ketahui selain rel baru diperbaiki kereta itu juga biasanya untuk perawatan mencapai 50 tahun. ”Mungkin pondasi atau mesinnya, faktor alam atau manusianya,” pungkasnya. (pan/ign)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 12 Hidangan yang Disajikan di Pernikahan Gubernur Kalteng
Redaktur & Reporter : Adek