jpnn.com, JAKARTA - Hasil penelitian yang dilakukan tim dosen Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) memperlihatkan peran media sosial dalam mendukung proses pembelajaran dalam kelas digital.
Tiga dosen Uhamka yang melakukan penelitian tersebut ialah Herri Mulyono, Gunawan Suryoputro, dan Shafa Ramadhanya guna menjawab tantangan yang dihadapi guru dalam pembelajaran semasa pandemi Covid-19.
BACA JUGA: 5 Janji Nadiem soal Kelulusan PPPK Guru 2021, Satu Sudah Terbukti
Penelitian yang didanai hibah DRPM Dikti tahun 2019-2020 itu menguraikan bagaimana integrasi media sosial (medsos) dalam pembelajaran online bisa diterima baik oleh siswa.
"Sosial media bisa menjadi alat bantu guru dalam menjaga interaksi dan keterikatan siswa dengan kegiatan belajar yang mereka ikuti," kata Herri Mulyono di Jakarta, Minggu (26/9).
BACA JUGA: Baku Tembak TNI-Polri dan KKB, Seorang Anggota Brimob Kelapa Dua Gugur
Hasil penelitian tersebut menjadi pelajaran bagaimana pemanfaatan medsos seperti WhatsApp dapat menjadi teknologi pendukung dalam proses pembelajaran digital.
Dalam penelitian tersebut ada tiga fakta bahwa medsos menjadi teknologi alternatif dalam pengelolaan kelas pembelajaran digital, yaitu:
BACA JUGA: Anggota DPR Ini Kaget, Ada Wilayah Terbelakang Tak Jauh dari Istana Kepresidenan
Pertama, integrasi medsos dalam kelas digital harus diarahkan sebagai alat distribusi informasi terkait kegiatan instruksional, baik yang bersumber dari sekolah kepada siswa, guru kepada siswa ataupun penyebaran informasi instruksional di antara siswa itu sendiri.
Kedua, pengelolaan kelas pembelajaran digital yang memanfaatkan medsos harus mampu menciptakan ruang bagi siswa untuk mengekspresikan ide dan gagasannya melalui kelompok-kelompok diskusi.
"Dalam konteks ini, siswa yang memiliki kemampuan lebih diarahkan untuk membantu siswa lain yang kurang mampu secara kognitif, afektif maupun dalam aspek psikomotor," terang Gunawan.
Ketika, pengelolaan pembelajaran bisa memaksimalkan peran medsos dalam mengatasi permasalahan yang ditemui siswa. Misalnya, medsos dijadikan ruang mediasi atas konflik yang terjadi antarsiswa di kelas digital.
Seperti pada kelas tradisional, guru seringkali menemukan konflik interpersonal di antara siswa di mana siswa merasa sulit belajar dengan yang lain dikarenakan jarak status maupun kondisi emosi yang sedang dialami.
Siswa acap kali mendapatkan dirinya sulit membangun kedekatan satu sama lainnya. "Di sini guru bisa menggunakan sosial media untuk menyelesaikan konflik pembelajaran antarsiswa tersebut," ucap Shafa.
BACA JUGA: Pernyataan Tegas BKN soal Dugaan Penipuan Menantu Nia Daniaty
Hasil riset tim dosen tersebut juga menyebutkan guru harus jeli dalam merencanakan aktivitas belajar dan pembelajaran dengan dukungan teknologi serta materi pembelajaran yang sesuai.
Menurut penelitian itu, salah satu aspek yang harus disadari guru dalam perencanaan ini adalah tentang bagaimana medsos dapat digunakan secara maksimal dalam menciptakan ruang dan kesempatan pembelajaran informal.
Guru harus selalu belajar dalam memahami karakteristik medsos dan fitur-fitur yang tersedia di dalamnya. Juga, wajib memiliki kecakapan dan literasi sosial media, khususnya yang terkait dengan normal-norma sosial dalam masyarakat. (esy/jpnn)
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Mesya Mohamad