Anggota DPR Ini Kaget, Ada Wilayah Terbelakang Tak Jauh dari Istana Kepresidenan

Minggu, 26 September 2021 – 02:50 WIB
Anggota Komisi V DPR RI, Mulyadi bersama Bupati Bogor Ade Yasin, dan Kepala Desa Wargajaya, Kecamatan Wargajaya, Sukamakmur, Ooy Tamami. (ANTARA/M Fikri Setiawan)

jpnn.com, KABUPATEN BOGOR - Anggota Komisi V DPR Mulyadi kaget mengetahui masih ada wilayah terbelakang di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, padahal jaraknya tidak jauh dari Istana Kepresidenan Cipanas, Kabupaten Cianjur.

Wilayah yang dimaksud anggota DPR dari Fraksi Partai Gerindra itu ialah Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor.

BACA JUGA: Berita Terkini Soal Sosok Pengganti Azis Sebagai Wakil Ketua DPR

Dia mengetahui kondisi Kecamatan Sukamakmur masih dalam kondisi tertinggal ketika mendampingi Bupati Bogor Ade Yasin meninjau Jalur Sukamakmur, jalan alternatif menuju Cipanas Cianjur, Sabtu (25/9).

"Karena ini daerah yang sebenarnya secara radius tidak jauh dari istana. Tetapi kenapa harus terbelakang," kata Mulyadi.

BACA JUGA: Irjen Anang Revandoko Ingatkan Taruna Akpol, Ada Kelompok yang Mengancam NKRI

Dia membeberkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat Kecamatan Sukamakmur memiliki indeks pembangunan manusia (IPM) 52,23 poin, di bawah rata-rata IPM Kabupaten Bogor 69,12 poin.

Menurut Mulyadi, Kecamatan Sukamakmur bahkan memiliki nilai IPM terendah dari 40 kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor.

BACA JUGA: Sel Muhammad Kece ada Kotoran Manusia, Ahmad Dhani: Di Kamar Ahok Banyak, Benaran!

Solusinya, wakil rakyat asal Kabupaten Bogor itu mendorong pemerintah membangun jalur utama di kawasan tersebut, yakni Jalur Puncak II atau Poros Tengah Timur (PTT).

Sebagai anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR, Mulyadi mengaku sempat memperjuangkan pembangunan Jalur Puncak II dalam APBN tahun 2021, tetapi upaya itu kandas saat pembahasan bersama Kementerian PUPR.

Mulyadi berencana mencicil pembangunan Jalan Puncak II menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) setiap tahun, jika ke depan pengajuan proyek infrastruktur itu masih bernasib sama.

"Kalau hari ini negara masih belum juga hadir dalam konteks APBN, kebetulan saya oleh fraksi ditugaskan di Badan Anggaran juga, dan dapatkan kesempatan untuk dana alokasi khusus," ucap Mulyadi.

Sementara itu, Bupati Bogor Ade Yasin meyakini pembangunan Jalur Puncak II akan membangkitkan ekonomi sedikitnya di lima wilayah Kabupaten Bogor.

Terlebih lagi ada lebih 550 ribu penduduk tinggal di lima kecamatan tersebut, yaitu Citeureup, Babakan Madang, Cariu, Tanjungsari, dan Sukamakmur. Semuanya berada di jalur yang akan dilalui Jalur Puncak II.

BACA JUGA: Luhut Tuntut Haris Azhar Rp 100 Miliar, Ruhut: Siap-siaplah, Bayar Itu ke Rakyat Papua

Ade Yasin optimistis jalur tersebut dapat berimplikasi positif pada aspek ekonomi, terutama guna mengangkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di wilayah timur Kabupaten Bogor.

"Selain itu juga akan menghidupkan perekonomian masyarakat, dan tumbuhnya UMKM,"
kata Ade Yasin.

Ocy Tamami selaku salah seorang kepala desa di Kecamatan Sukamakmur menyebut warganya masih terkendala dalam mengakses wilayah perkotaan di Kabupaten Bogor.

Menurut Ocy, warganya sulit untuk mengakses pelayanan kesehatan di Kabupaten Bogor. Mereka justru lebih mudah ke rumah sakit di Cianjur, meski jaraknya juga tidak dekat.

"Kalau ke rumah sakit kebanyakan (warga) menggunakan yang di wilayah Kabupaten Cianjur, terutama di RS Cimacan Cianjur. Kalau di Bogor ada di RSUD Cileungsi, Dibanding ke Cileungsi, lebih dekat ke Cimacan," ungkap kepala Desa Wargajaya itu. (antara/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler