jpnn.com, JAKARTA - PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) mampu membukukan penjualan sebanyak 20.502 unit pada 2017.
Jumlah itu meningkat 26 persen daripada tahun sebelumnya. Padahal, penjualan otomotif nasional hanya naik 1,6 persen pada tahun lalu.
BACA JUGA: Targetkan Tol 1.000 Km Hingga 2019, Baru Kelar 332,6 Km
Vice President PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) Ernando Demily mengatakan, pihaknya sangat terbantu dengan gencarnya pembangunan infrastruktur di berbagai daerah.
“Banyak yang sudah diresmikan seperti bandara, pelabuhan, dan double track. Sebagai salah satu pemain di segmen kendaraan komersial atau niaga, tentu kami menyikapi positif,” ujar Ernando, Senin (5/2).
BACA JUGA: Jokowi Minta BUMN Bangun Infrastruktur di Sri Lanka
Pembangunan infrastruktur membuat permintaan kendaraan komersial seperti truk meningkat tajam sepanjang 2017.
Terbukti, penjualan Isuzu GIGA di segmen medium truck mencapai 3.263 unit atau naik 75 persen.
BACA JUGA: Menlu: Pertemuan Indonesia-Jepang tidak Sekadar Seremonial
Sementara itu, penjualan Isuzu Elf di segmen light truck tercatat 12.620 unit atau naik 30 persen.
”Pembangunan infrastruktur membuat ritase melonjak 2–3 kali lipat,” tutur Ernando.
Meski begitu, IAMI tidak berpuas diri. Tahun ini penjualan kendaraan komersial diperkirakan lebih besar lagi.
Karena itu, IAMI berani menetapkan target pertumbuhan penjualan sebesar 25 persen dari 2017.
”Banyak variabel positif baik yang diperkirakan bisa mendongkrak penjualan kendaraan komersial pada tahun ini. Kami sangat percaya diri memasuki 2018 ini,” sebut Ernando.
Selain pembangunan infrastruktur yang terus berlanjut, permintaan kendaran komersial terdongkrak oleh beberapa kebijakan pemerintah.
Pertama, rencana pembatasan usia truk yang beroperasi di pelabuhan Tanjung Priok tidak boleh lebih dari sepuluh tahun.
Lalu, kebijakan pemerintah yang akan memberlakukan e-tilang bagi truk yang melebihi batas maksimum muatan.
Saat ini banyak truk yang muatan maksimalnya delapan ton dipakai mengangkut 15 ton sehingga merusak jalan.
”Muatan truk memang perlu dibatasi. Kalau tidak, jalan akan terus rusak. Apalagi, biaya perbaikan jalan yang dikeluarkan pemerintah mencapai Rp 18,7 triliun per tahun,” lanjutnya.
Peningkatan penjualan juga bakal terjadi karena pemerintah menargetkan penerapan Euro 4 pada 2018 untuk kendaran bensin dan 2021 untuk kendaraan berbahan bakar solar.
Isuzu yang telah mengenalkan teknologi Euro 4 sejak 2011 akan mendapatkan berkah dari aturan itu.
”Kalau dulu pengusaha masih takut-takut memakai teknologi tersebut, nanti mau tidak mau mereka harus mengganti dengan yang sudah Euro 4,” jelas Ernando. (tih/c25/wir)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Permudah Pencairan Pinjaman Daerah
Redaktur & Reporter : Ragil