3 Harimau Mati Terjerat, Bupati Aceh Selatan Minta Aparat Mengusut Tuntas 

Jumat, 27 Agustus 2021 – 21:20 WIB
Dokumen - Tim Medis satwa BKSDA Aceh melakukan proses nekropsi terhadap bangkai harimau sumatra ditemukan mati di Kawasan Ekosistem Leuser, Desa Ibuboh, Kecamatan Meukek, Aceh Selatan, Aceh, Kamis (26/8/2021) ANTARA/Syifa Yulinnas

jpnn.com, BANDA ACEH - Bupati Aceh Selatan Tgk Amran menyesalkan tiga harimau sumatra (panthera tigris sumatrae) mati terkena jerat di kawasan hutan di Kecamatan Meukek. Amran meminta aparat mengusut tuntas terkait matinya tiga harimau tersebut.

"Kami sesalkan dan prihatin tiga harimau ditemukan mati. Kami minta penegak hukum mengusut tuntas matinya tiga harimau sumatra tersebut," kata Tgk Amran di Tapaktuan, Jumat (27/8). 

BACA JUGA: Dipercaya Piaraan Raja, Harimau Sumatra Dimakamkan Secara Adat

Dia mengatakan berdasar informasi yang diterimanya, jerat tersebut merupakan perangkat babi. 

Biasanya, yang memasang jerat babi adalah orang luar Aceh Selatan. 

BACA JUGA: Dua Harimau Sumatra di Ragunan Sempat Terpapar Covid-19, Kok Bisa?

Sebab, ujar Amran, masyarakat Aceh Selatan yang mencari nafkah di hutan tidak memasang jerat yang menyebabkan kematian satwa dilindungi seperti harimau.

Dia menyatakan bahwa harimau sumatra dan satwa dilindungi lainnya merupakan kekayaan alam yang harus diberikan perlindungan, sehingga bisa diwariskan kepada generasi mendatang.

BACA JUGA: Lihat, Harimau Sumatra Jantan Itu Tertangkap

"Masyarakat Aceh Selatan selama ini hidup berdampingan dengan harimau. Pada saat konflik, saat saya di gunung, harimau menjadi petunjuk ketika tersesat," kata Tgk Amran.

Sebelumnya, tiga harimau sumatra ditemukan mati terkena jerat di tua titik terpisah di kawasan hutan di Gampong (desa) Ie Buboh, Kecamatan Meukek, Kabupaten Aceh Selatan.

Tiga harimau tersebut, satu induk betina diperkirakan berusia 10 tahun dan dua anakan, jantan dan betina dengan usia diperkirakan 10 bulan. 

Anakan jantan ditemukan mati terjerat di lokasi terpisah.

Lokasi satwa dilindungi itu mati berada di kawasan hutan lindung yang berbatasan dengan areal penggunaan lain (APL). 

Indukan dan anak harimau betina ditemukan mati lima hari setelah ditemukan sedangkan anakan jantan mati tiga hari saat ditemukan.  (antara/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler