jpnn.com, JAKARTA - Berbagai kejanggalan terdapat dalam kasus Brigadir J yang tewas dalam baku tembak dengan Bharada E di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.
Salah satu kejanggalan itu, yakni tiga handphone milik Brigadir J yang hilang seusai insiden baku tembak itu.
BACA JUGA: 5 Tokoh Penting Respons Kematian Sopir Istri Ferdy Sambo, Terakhir Ampun-ampunan
Pihak keluarga Brigadir J sempat menanyakan keberadaan HP kepada polisi yang membawa jenazah anggota brimob itu dari Jakarta ke Jambi.
Padahal bisa saja handphone menjadi petunjuk penting bagi polisi untuk mengusut tuntas kasus polisi tembak polisi tersebut.
BACA JUGA: Tak Ada Ambulans Seusai Baku Tembak, Jenazah Brigadir J Dievakuasi pakai Apa? Duh
Pakar digital forensik Ruby Alamsyah mengatakan polisi seharusnya bisa dengan mudah menemukan handphone milik Brigadir J yang hilang itu.
"Ini merupakan salah satu keahlian Polri, semestinya bisa untuk melacak hal yang umum seperti ini bila memang sangat diperlukan," kata Ruby kepada JPNN.com, Rabu (13/7).
BACA JUGA: Istri Ferdy Sambo Teriak Picu Baku Tembak, Kejanggalan Besar, Terbaru soal Senjata
Ruby menambahkan polisi juga bisa menggunakan metode scientific crime investigation dengan mengecek CCTV di rumah Irjen Ferdy Sambo yang disebut sudah rusak dua minggu sebelum insiden penembakan terjadi.
"Dengan cara melakukan analisa forensik digital sehingga dapat dipastikan secara ilmiah kapan terakhir kali sistem CCTV menyala dan merekam," ujar Ruby.
Sebelumnya, Nopryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J tewas ditembak di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7).
Brigadir J yang merupakan ajudan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, ditembak oleh sesama polisi, Bharada E.
Brigadir J diketahui merupakan anggota yang bertugas di Divisi Propam Polri. Dia juga sopir pribadi Putri Ferdy Sambo, istri Irjen Ferdy Sambo.
Bharada E sendiri merupakan anggota Brimob yang diperbantukan untuk menjadi ajudan Kadiv Propam Polri.
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan peristiwa itu terjadi hari Jumat, 8 Juli 2022, kurang lebih pukul 17.00 WIB.
Menurut Ramadhan, peristiwa penembakan itu dilatarbelakangi oleh pelecehan yang dialami oleh istri Kadiv Propam Polri.
"Yang jelas gini, Brigadir J itu benar melakukan pelecehan dan menodongkan dengan pistol ke kepala istri Kadiv Propam," kata Ramadhan.
Kemudian, istri Kadiv Propam Polri berteriak dan langsung direspons oleh Bharada E.
Dari situ lalu terjadi aksi baku tembak antara kedua polisi itu dan menyebabkan Briagdir J tewas di tempat. (cr1/jpnn)
Redaktur : Soetomo Samsu
Reporter : Dean Pahrevi