3 Investor ini Segera Bangun 14.500 Hunian ASN Senilai Rp 41 Triliun di IKN

Selasa, 03 Januari 2023 – 20:41 WIB
Kepala Badan Otorita Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara Bambang Susantono mengatakan minat pengusaha untuk berinvestasi di wilayah yang dikelolanya meningkat tajam. Ilustrasi Foto: Biro Setpres

jpnn.com, KALIMANTAN TIMUR - Tiga investor segera membangun hunian Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Hankam di Ibu Kota Negara Nusantara (IKN Nusantara).

Ketiga investor tersebut yakni PT. Summarecon Agung Tbk (Summarecon), PT. Risjadson Brunsfield Nusantara – CCFG Corp (Konsorsium Nusantara) dan Korea Land and Housing Corporation (KLHC).

BACA JUGA: Melalui Beasiswa, Jokowi Bangun SDM Hingga ke Pedesaan

Kepala Otorita IKN Nusantara (OIKN), Bambang Susantono mengatakan tiga perusahan tersebut sudah mengantongi Surat Izin Prakarsa Proyek (SIPP) dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

”Saat ini tercatat ada 59 pelaku usaha dari berbagai sektor yang sudah mengirimkan Letter of Intent untuk berinvestasi di IKN yang sedang kami proses dan kami yakin jumlah tersebut akan terus bertambah," ujar Bambang.

BACA JUGA: Badan Otorita IKN Nusantara Buka Seleksi untuk 2 Posisi Penting Ini

Dari jumlah tersebut, sambung Bambang, tiga pelaku usaha sudah mendapatkan SIPP untuk membangun hunian ASN/Hankam.

"Semoga proses selanjutnya dapat segera tuntas dan bisa langsung tancap gas di awal 2023 ini," harap dia.

BACA JUGA: Resmikan Pusat Data Jawa Tengah, Ganjar: Langkah Menuju Smart Province

Sekretaris Perusahaan Summarecon, Agung Jemmy Kusnadi mengatakan pihaknya sangat bangga bisa terlibat dalam pembangunan IKN Nusantara dan pihaknya akan selalu mendukung proyek yang dapat memberikan dampak positif untuk perekonomian bangsa.

”IKN Nusantara adalah proyek bersejarah dan kami bangga dapat menjadi bagian dari sejarah Indonesia,” terang Agung.

Dengan sudah mendapatkan SIPP, para investor selanjutnya akan melakukan studi kelayakan yang komprehensif dengan mencakup konsep desain, ruang lingkup proyek, dan rekomendasi teknologi yang mengoptimalkan project life cycle cost.

Para investor tersebut sekarang harus menyusun studi kelayakan dan akan diserahkan kepada pemerintah paling lambat enam bulan kemudian.

"Jadi dengan adanya izin, bukan berarti langsung membangun. Sesuai dengan surat yang kami terima, kami akan melakukan studi kelayakan yang mencakup antara lain kajian teknis, kajian ekonomi dan komersial, kajian lingkungan dan sosial serta kajian lingkungan hidup,” tambah Agung.

Hunian yang dibangun oleh tiga investor tersebut akan mampu menampung kurang lebih 14,500 ASN dan Hankam di 184 tower yang berada di beberapa area, yaitu Pusat Pelayanan WP1A-1, Pemerintahan Timur WP1A-1, Hunian TNI WP1A-1, dan WP1B Tahap 1.

Ketiga investor tersebut ditargetkan untuk menuntaskan pekerjaannya pada 2024 dan sehingga dapat beroperasi pada Agustus-Desember 2024.

Total nilai investasi dari ketiga investor tersebut adalah sekitar 41 triliun rupiah dengan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).

Berikut adalah rincian nilai investasinya, Summarecon sebesar Rp 1,67 triliun, Konsorsium Nusantara sebesar Rp 30,8 triliun dan KLHC Rp 8,65 triliun.

"Melalui skema KPBU dipastikan tidak ada pihak yang dirugikan," seru Bambang.

Pemerintah Indonesia terus mengajak investor, baik dari dalam negeri dan luar negeri untuk terlibat dalam pembangunan IKN Nusantara.

”Pembangunan IKN Nusantara tidak boleh memberatkan APBN, maka itu kami akan kerja keras untuk mencari investor yang dapat diajak bekerja sama dalam membangun proyek bersejarah ini," ucap Bambang.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Terapkan Konsep Ramah Lingkungan, Pelabuhan Pupuk Kaltim Raih Green Port Award 2022


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler