jpnn.com, JAKARTA - Pengamat kepolisian Bambang Rukminto menanggapi soal Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang telah menonaktifkan tiga perwira karena adanya insiden kematian Brigadir J di rumah Irjen Ferdy Sambo.
Adapun ketiga perwira itu, yakni Irjen Ferdy Sambo, Brigjen Hendra Kurniawan, dan Kombes Budhi Herdi Susianto.
BACA JUGA: Jangan Cuma Kapolres, Irjen Fadil juga Perlu Dievaluasi sebagai Kapolda di Kasus Brigadir J
Penonaktifan ketiga perwira ini dilakukan setelah Jenderal Sigit membentuk tim khusus untuk menyelidiki kasus kematian Brigadir J.
Bambang mengatakan kasus Brigadir J juga menjadi pertaruhan kredibilitas Jenderal Sigit sebagai Kapolri.
BACA JUGA: CCTV Merekam Kejadian Brigadir J Masuk Kamar Istri Ferdy Sambo? Irjen Dedi Berkata
"Pertaruhannya adalah jabatan Kapolri sendiri karena institusi Polri harus tetap ada selamanya," kata Bambang kepada JPNN.com, Kamis (21/7).
Menurut Bambang, apabila kasus Brigadir J tidak tuntas, bisa saja Jenderal Sigit dicopot dari Kapolri oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
BACA JUGA: Saran Pengamat Ini Patut Dicoba Polri untuk Menyingkap Kasus Penembakan Brigadir J
"Kalau tidak tuntas, risiko Kapolri diganti itu sangat besar. Apalagi bila tekanan publik makin besar," ujar peneliti Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) itu.
Sebelumnya, Brigadir J tewas diduga setelah terlibat baku tembak dengan Bharada E di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo, Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Jumat (8/7).
Menurut penjelasan Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Ramadhan, peristiwa baku tembak itu terjadi setelah Brigadir J keluar dari kamar istri Kadiv Propam Polri, Putri Candrawathi.
Ramadhan mengatakan Brigadir J awalnya masuk ke kamar pribadi Ferdy Sambo saat Putri sedang beristirahat.
Istri Irjen Ferdy Sambo sempat berteriak minta tolong. Teriakan itu membuat Brigadir J panik dan langsung keluar kamar.
Teriakan Putri menarik perhatian Bharada E yang konon berada di lantai dua rumah tersebut.
Kedua polisi itu terlibat baku tembak dan berakhir dengan kematian Brigadir.
Akan tetapi, pihak keluarga menilai kematian Brigadir J penuh kejanggalan sehingga perlu diusut tuntas. (cr1/jpnn)
Redaktur : Dedi Yondra
Reporter : Dean Pahrevi