jpnn.com, SAMARINDA - Tiga anggota DPRD Samarinda, Kalimantan Timur, dari Fraksi PDI Perjuangan diduga memerkusi warga yang memakai kaus bertuliskan #2019GantiPresiden, Sabtu (15/9).
Mereka adalah Ahmad Vanandza, Suriani, dan Hairul Usman. Video berdurasi satu menit 18 detik yang berisi aksi mereka melakukan persekusi juga sudah beredar luas.
BACA JUGA: Ogah Usung Eks Koruptor, PDIP Lontarkan Sindiran soal Mahar
Dalam video itu terlihat ketiganya mengadang dua pengendara sepeda motor Yamaha Jupiter MX di Jalan Teuku Umar, Sungai Kunjang.
Mereka juga terlihat memaki pengendara sepeda motor itu. Bahkan, Vanandza diduga melontarkan kalimat tidak pantas.
BACA JUGA: 7 Pelaku Persekusi Chendy dan Beny Ditangkap
Selain itu, mereka menarik paksa bagian belakang baju pengendara motor.
Akibatnya, baju sobek hingga terlepas. Tubuh pengendara sepeda motor juga nyaris terpental.
BACA JUGA: Nikita Mirzani: Daripada Ganti Presiden Mending Ganti Otak
Kapolsek Samarinda Ulu Kompol Raden Sigit Satrio Hutomo bisa meredam amarah tiga anggota DPRD itu.
“Namanya persekusi, tidak pantas,” kata Kapolresta Samarinda Kombes Vendra Riviyanto sebagaimana dilansir laman Prokal, Senin (17/9).
Dia menambahkan, hingga kini pihaknya belum menerima laporan perihal dugaan persekusi itu.
“Dilihat dulu bagaimana nantinya,” tambah Vendra.
Sementara itu, Vanandza dengan tegas membantah telah melakukan persekusi.
Menurut dia, tindakan seperti yang terekam di video itu merupakan bentuk bela negara.
Anggota Komisi I DPRD Samarinda itu menambahkan, deklarasi ganti presiden merupakan makar.
Vanandza mengaku hanya menyampaikan sesuatu yang dia anggap benar. Apalagi, sambung Vanandza, masyarakat juga mendukung.
“Ini tidak ada kaitannya dengan partai (PDIP). Kalau Kapolri (Tito Karnavian) tidak mengatakan itu makar, saya tidak akan menyampaikan seperti itu,” kata Vanandza. (dq/dra/riz/k18)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisruh di Masyarakat, Hentikan Gerakan 2019 Ganti Presiden!
Redaktur : Tim Redaksi