3 Seniman Muda Berbakat Ikut Pameran Lukisan 111 Tahun Polychromos

Sabtu, 29 Juni 2019 – 20:48 WIB
Pameran lukisan di store Faber-Castell Plaza Senayan, Jakarta. Foto: Istimewa for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Tiga seniman muda berbakat yakni Adrie Basuki, Anto Nugroho, dan Angga Yuniar Santoso, ikut tampil memeriahkan peringatan 111 tahun Polychromos, dalam pameran seni di store Faber-Castell Plaza Senayan, Jakarta.

Pameran yang berlangsung 29 Juni hingga 13 Juli 2019 mengambil tema Dreams, dibuka resmi oleh Managing Director PT Faber Castell International Indonesia Yandramin Halim.

BACA JUGA: Titiek Soeharto dan Istri Sandiaga Uno Hadiri Pameran Pelukis Jalanan

Yandramin Halim mengatakan, pameran lukisan ini berupaya untuk menyampaikan pesan bahwa seni bisa dilakukan oleh siapapun, art for all.

“Saya ingin pameran ini menjadi inspirasi bagi siapa saja untuk memulai berkarya dalam bidang seni, tak melulu seorang seniman. Saya ingin semua orang bisa bermimpi, kemudian menuangkan dalam karya seni, bereksperimen tentang mimpinya melalui goresan seni,” kata Yandramin, Sabtu (29/6).

BACA JUGA: Lukisan Kartika Affandi Dilelang untuk Menangkan Jokowi - Maruf

Dikatakan Yandramin, melukis adalah cara bereksperimen yang murah dan mudah, bisa dilakukan oleh siapa saja. Bahkan mereka yang sudah berusia tua, sudah bekerja, dan memiliki kesibukan di kantor.

BACA JUGA: Kuota Beasiswa Bidikmisi 130 Ribu, Khusus untuk Mahasiswa Baru

BACA JUGA: Ketika Siswa SMAK Frateran Berpameran

Dia mencontohkan bagaimana tren masyarakat di Jerman yang mulai belajar melukis saat sudah usia dewasa bahkan lansia. Mereka rela mengambil cuti kerja hanya untuk belajar di akademi seni lukis. “Saya berpikir anak-anak milenial bisa memanfaatkan seni lukis untuk bereksperimen. Mereka tidak perlu harus membeli tiket pesawat, atau harus cuti kerja untuk bereksperimen,” tambahnya.

Yandramin berpesan dalam menekuni seni lukis, janganlah terobsesi pada hasil, agar selama membuat karya seni tidak takut untuk mengesplorasi. Sebab pada hakekatnya tidak ada seni yang jelek. Seni adalah soal rasa yang mampu dieksploitasi dari diri pelukisnya sendiri.

Adrie Basuki, illustrator & fashion designer mengaku, menemukan kebebasan untuk mengespresikan rasa melalui seni lukis. “Saya mulai kegiatan melukis setelah 13 tahun bekerja kantoran. Tepatnya tahun 2015 lalu. Setiap hari saya menghabiskan waktu rata-rata 1 jam untuk melukis, terutama saya lakukan sepulang kantor,” katanya.

Dia tidak belajar khusus untuk melukis. Keahliannya menggambar wajah perempuan diperoleh melalui youtube dan channel tutorial lainnya.

“Eksperimen warna menjadikan pengalaman yang menyenangkan ketika menggabungkan beberapa warna menjadi warna yang baru. Dan itu benar-benar membuat melukis adalah kegiatan yang menyenangkan,” tambahnya.

Anto Nugroho, seorang pegiat seni rupa juga memiliki perjalanan dan pengalaman yang sama. Ia tidak secara khusus belajar melukis. Kepiawiannya melukis diatas kanvas diperoleh melalui pembelajaran yang banyak bertebaran di youtube.

“Di dunia, tidak ada sesuatu yang tidak bisa kita lakukan. Kuncinya adalah kita mau. Karenanya bermimpilah apa saja, lalu kerjakan mimpi kita dengan sungguh-sungguh,” jelasnya.

Sementara itu Brand Manager PT Faber Castell International Indonesia Fransiska Remila mengatakan hal yang unik dari pameran seni kali ini adalah bahwa semua karya yang ditampilkan menggunakan Polychromos Faber castell.

Tidak hanya di atas medium kertas, tetapi juga kanvas dan kayu. Hal yang selama ini tidak terpikirkan oleh kebanyakan orang tentang pensil warna. (esy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lukisan Karya Aurelia Istinah Pikat Publik Kanada


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler