jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono mengatakan, pihaknya memprediksi kenaikan angka ekspor sawit bisa mencapai tujuh persen hingga akhir tahun nanti.
Saat ini Gapki sudah memiliki tiga strategi untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan industri sawit tahun depan.
BACA JUGA: Moratorium Sawit Tak Pengaruhi Produksi
Pertama, mengembangkan iklim yang makin kompetitif antara pemerintah dan industri dalam produktivitas dan harga kelapa sawit.
’’Hal ini tecermin dari penerapan moratorium sawit,’’ kata Joko, Jumat (2/11).
BACA JUGA: Rupiah Bisa Rp 20 Ribu Jika Tidak Ada Kelapa Sawit
Menurut Joko, adanya moratorium justru membuat petani lebih berfokus meningkatkan produktivitas, terutama para petani kecil.
’’Sebab, 40 persen dari total 14 juta hektare kebun sawit dimiliki petani kecil,’’ ujar Joko.
BACA JUGA: Holding PTPN III Bakal Dapatkan Rp 375 Miliar per Bulan
Kedua, ada upaya bersama untuk mengembangkan pangsa pasar baru dan menyediakan fasilitas infrastruktur yang lebih baik.
Joko menuturkan bahwa hal itu sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk mulai mencari pasar nontradisional.
Strategi terakhir adalah pemasifan kampanye positif terhadap industri kelapa sawit.
’’Selain itu, pemerintah terus mendorong peningkatan daya saing industri kelapa sawit nasional. Upaya ini cukup intens. Sebab, tantangan dari dalam maupun luar negeri itu makin kuat,’’ jelas Joko. (agf/c14/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Disarankan Hapus Pungutan Ekspor Kelapa Sawit
Redaktur & Reporter : Ragil