3 Tahun, Menristekdikti Klaim Mutu Pendidikan Meningkat

Jumat, 05 Januari 2018 – 06:01 WIB
Menristekdikti Mohamad Nasir saat membuka Seminar Nasional Enterprise Education Model & Certification Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Teknisi Akuntansi di Jakarta, Selasa (5/12). Foto: Humas Kemenristekdikti for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Tiga tahun berjalan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) terus berikhtiar dalam mengawal peningkatan mutu pendidikan tinggi, kemampuan iptek dan inovasi untuk mendorong daya saing bangsa.

Menurut Menristekdikti) Mohamad Nasir, pihaknya sukses menjalankan program prioritas di bidang pendidikan tinggi, iptek, dan inovasi.
Adapun program prioritas tersebut antara lain Beasiswa Bidikmisi, Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik), Pengembangan Science Techno Park (STP), Revitalisasi Pendidikan Vokasi, Pendidikan Magister menuju Doktor Untuk Sarjana Unggul (PMDSU).

BACA JUGA: Kuota Beasiswa Dosen dan Peneliti Diusulkan Naik Sebegini

Kemudian World Class Professor (WCP), Peningkatan Publikasi Internasional, Hak Kekayaan Intelektual (HKI), Pendanaan Riset dan Pengembangan, Peningkatan Start Up, serta Inovasi melalui Pendanaan Inovasi Industri dan Perguruan Tinggi, serta program strategis lainnya.

"Program peningkatan mutu peningkatan pendidikan tinggi dan perluasan akses pendidikan bagi calon mahasiswa kurang mampu, di tahun 2017 Kemenristekdikti telah menyalurkan beasiswa bidikmisi kepada 339.348 mahasiswa," papar Menteri Nasir dalam Bedah Kinerja 2017 dan Fokus Kinerja 2018 di Kantor Kemenristekdikti.

BACA JUGA: Lagi, Para Ilmuwan Diaspora Diundang ke Tanah Air

Sementara untuk perluasan akses pendidikan bagi calon mahasiswa di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) sebanyak 3.468 mahasiswa telah mendapat bantuan melalui program ADik.

Selanjutnya, program STP yang menjadi program prioritas nasional selama tahun 2017 tercatat sebanyak 16 STP yang sudah matang.
Kemenristekdikti akan terus mengoptimalkan pengembangan STP ini sehingga sesuai dengan target yang diharapkan.

BACA JUGA: Menristekdikti: Jadi Akuntan tak Harus S1

Sehubungan dengan tenaga kerja yang terampil dan kompeten yang kini sangat dibutuhkan di dunia industri, Kemenristekdikti melakukan revitalisasi terhadap pendidikan vokasi (Politeknik).

Revitalisasi dilakukan dengan menjadikan 12 Politeknik sebagai pilot project.

"Tercatat sebanyak 132 dosen Politeknik diberi pelatihan dan mengambil sertifikat kompetensi internasional, 420 dosen Politeknik diberi pelatihan dan mengambil sertifikat kompetensi dalam negeri, dan 1400 mahasiswa Politeknik diberi beasiswa untuk mengambil sertifikat kompetensi dalam negeri," beber Nasir.

Dalam peningkatan kualitas sumber daya agar unggul dan bersaing, Kemenristekdikti telah memberikan beasiswa S2 untuk dosen sebanyak 52 (Luar Negeri) dan 817 (Dalam Negeri).

Sedangkan beasiswa S3 untuk dosen sebanyak 965 (Luar Negeri) dan 8.488 (Dalam Negeri).

Sementara melalui program PMDSU, jumlah peserta program PMDSU 3 batch sebanyak 626 peserta, 20 di antaranya lulus magister, 18 peserta batch 1 lulus doktor, dan 588 peserta lainnya masih dalam proses pendidikan.

Program lainnya yaitu World Class Professor 2017 yang diselenggarakan pada November 2017 berhasil mengundang 84 WCP dari 19 negara untuk berkumpul dan berkolaborasi dengan dosen atau peneliti Indonesia untuk meningkatkan produktivitas riset akademisi perguruan tinggi, serta mendorong peringkat perguruan tinggi Indonesia menuju 500 besar dunia.

"Dari ajang tersebut menghasilkan total jumlah joint publication sebanyak 96," ucapnya. (esy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wapres: Riset Jangan Hanya sebagai Syarat Naik Pangkat


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler