3 Tahun tak Ada Impor Beras, Mentan SYL Apresiasi Kontribusi Pupuk Indonesia

Selasa, 10 Mei 2022 – 19:40 WIB
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (ketiga dari kiri) saat menghadiri Halal Bihalal di PT Petrokimia Gresik, Selasa (10/5). Foto dok Pupuk Indonesia

jpnn.com, GRESIK - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengapresiasi kontribusi PT Pupuk Indonesia, yang dinilai berhasil menjamin ketersediaan pupuk, dalam sektor pertanian.

Hal ini disampaikan Mentan dalam kunjungan kerja serta halal bihalal di PT Petrokimia Gresik, Selasa (10/5).

BACA JUGA: Deddy Corbuzier Dituding Mengampanyekan LGBT, Gus Miftah Bakal Melawan?

Dia menceritakan sektor pertanian menjadi satu-satunya sektor yang berhasil tumbuh di tengah pandemi Covid-19.

"2 tahun terakhir ini memang saya mau kasih data, dari 2 tahun turbulence tidak ada data yang naik, hanya 1 sektor saja, ini data BPS (Badan Pusat Statistik), yang naik hanya pertanian, kenapa? karena adanya pupuk Petrokimia yang tumbuh," kata pria yang akrab disapa SYL ini.

BACA JUGA: Medina Zein Pernah Kasih Berlian Palsu Kepada Fuji?

Buktinya dari kinerja ekspor baik 15,79% pada 2020 dan naik 38,69% di tahun 2021.

Kinerja sektor pertanian juga terlihat dari data nilai tukar petani (NTP) yang sudah berada di level 109 dari target yang direncanakan dalam APBN di level 104-105.

BACA JUGA: PKS: Pemerintah Wajib Sediakan Vaksin Covid-19 Halal

Dengan kinerja pertanian yang tumbuh, pemerintah berhasil memenuhi kebutuhan komoditas pangan utama seperti beras nasional.

"Sudah 3 tahun tidak ada impor beras, orang bilang kalau tidak impor beras akan menjadi bencana, ternyata enggak tuh, karena ada Pupuk Indonesia dan Petrokimia yang kerja di lapangan," seru SYL.

Meski kinerja pertanian meningkat, Mentan mengungkapkan ada beberapa tantangan yang dihadapi Indonesia. Mulai dari penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan, perubahan iklim yang ekstrim, hingga perang Rusia-Ukraina yang berdampak pada pasokan bahan baku pupuk.

"Kita menghadapi ancaman dunia yaitu krisis yang berlapis dan semua tentang pangan. Lalu tantangan energi, fosfat jadi mahal, semua impor yang dijadikan pupuk itu bersoal, karena tiba-tiba lagi ada perang, kita banyak tergantung, kalau kita tidak hati-hati besok akan bersoal," ungkapnya.

Sementara Direktur Utama Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman menyatakan pihaknya siap bermitra dengan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan pupuk di tengah ancaman perang antara Rusia dengan Ukraina.

Adapun upaya yang akan dilakukan Pupuk Indonesia Grup salah satunya dengan menambah kapasitas produksi.

Khusus pupuk NPK saat ini masih sekitar 2,7 juta ton dan akan menambah sekitar 500 ribu ton melalui pabrik yang berada di kawasan Iskandar Muda, Aceh.

"Kami berusaha semaksimum mungkin, apa pun yang terjadi kami bersama-sama menyiapkan pupuk sebanyak-banyaknya sesuai harapan Pak Menteri (SYL)," kata Bakir.

Selain itu, Bakir juga memaparkan stok pupuk subsidi dari lini I sampai lini III secara nasional saat ini berjumlah 1,4 juta ton atau setara 137% dari ketentuan minimum yang ditetapkan oleh pemerintah.

"Di lini III terdapat stok sebesar 401.106 ton, angka tersebut secara prosentase sudah 137 persen melebihi dari ketentuan stok minimum yang ditetapkan oleh pemerintah atau cukup untuk memenuhi kebutuhan sampai tiga minggu ke depan," ungkap Bakir.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Genjot Produksi Kedelai dan Sosialisasikan Pupuk Organik Hayati


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler